penari yang merawat dan menjaga tubuhnya untuk potensi menari (sumber sosial media)
Damariotimes. Saudara-saudara seniman dan pembelajar seni
tari. Semua orang menyadari, bahwa gerakan itu hadir dari tubuh manusia. Semula
gerak tubuh manusia itu untuk menyatakanmaksud yang dikandung dalam hati, baik untuk kegiatan
motorik (gerakan menghantar tubuh untuk beraktivitas) atau untuk berkomunikasi.
Oleh karenanya, gerak diyakini sebagai alat komunikasi yang paling tua ataupun
paling awal yang dimiliki manusia.
Peranan tubuh bukan hanya sebagai sumber gerak, tetapi
alat atau media untuk menyampaikan gagasan. Tubuh merupakan sesuatu yang utama
dalam tujuan koreografi, maka tubuh bersifat substansial. Bahkan pada tataran
yang paling kompleks dari kegiatan berlatih untuk memfungsikan tubuh sebagai instrumen yang melahirkan gerak.
Tubuh yang mampu mewujudkan gerakan tari yang berkualitas adalah semata-mata
hasil dari latihan yang keras dan berkesinambungan, Claire Holt menggambarkan proses latihan dari
penari-penari yang tergabung pada rombongan
Martha Graham menjelaskan, bahwa Latihan-latihan dasar sebagaimana yang
dipertontonkan oleh rombongan Martha
Graham adalah sama bagi penari priya maupun wanita. Perhatian banyak ditumpukan
pada torso dan kaki. Gerakan ini harus sampai bisa direntangkan hingga mendekati lebar, sehingga dapat diangkat
tinggi ke samping
maupun ke muka,
serta dapat diputarkan. Pinggul membentuk belokan-belokan yang luas.
Kelemasan badan dikembangkan melalui
gerakan-gerakan membungkuk, membalik dan
memutar dari pinggang atau pinggul ke semua arah. Gerakan – gerakan silih berganti
antara meluas dan menyempit, antara
menegang dan melembek. Penari-penari
belajar bergerak menjelajah ruang, baik dengan lembat ataupun cepat, dalam
mecam-macam lengkah, ayunan, jinjingan atau lompatan; belajar melomcat tinggi
ke udara lalu jatuh merata dan
menggulung di lantai. Mereka dilatih dalam menghentikan gerakan-gerakan dan
dalam membalik arah.
Latihan-latihan itu dan semacam
itu berulang-ulang dilakukan tanpa ada hubungannya dengan sesuatu tarian
tertentu.
Penyelasan Martha Graham dalam membina Dance Company-nya adalah latihan dasar
(teknik gerak dasar) yang difokuskan pada pengolahan kemampuan tubuh sebagai
media mengungkapkan gerak yang berkualitas dan artistik. Pola latihan dasar
semacam ini sangat sulit dikondisikan, sebab para penari etnik pada umumnya
memang berlatih secara simultan dengan repertoarnya.
Pencapaian tubuh
penari agar berkualitas, tidak ada cara yang sangat efektif kecuali berlatih dan berlatih, atau membiasakan tubuh itu bergerak secara sistematik, demikian juga diberbagai
sentra pertumbuhan koreogrfi diseluruh penjuru dunia. Semua koreogrfi yang
dikembangkan untuk berbagai fungsi selalu disiapkan berdasarkan pola latihan
yang intensif dan terencana. Bagong Kussudiardjo seorang koreografer modern
Indonesia menuliskan perihal tuntutan dari bagi seorang penari sebagai berikut: orang yang pembawakan sebuah tarian di atas panggung disebut ‘penari’. Penari sungguh-sungguh hidup
dengan seni tarinya atau akan hidup untuk seni tari, untuk menvapai profesi
tersebut banyak sekali tantangannya. Sebab penari harus dapat mempertahankan, baik mutu
seni tari yang dibawakannya maupun prestasi menarinya. Oleh sebab itu, bagi
penari
yang profesional harus tekun dan rajin berlatih tari, menjaga stamina dan kondisi elastis tubuhnya, sehingga pertumbuhan dan
perkembangan menarinya serta badannya senantiasa terpelihara baik, karena hanya itu yang dapat
dikerjakan untuk mencapai puncak kariertnya.
Di samping keterlatihan dalam hal fisik, ternyata perlu disadari benar bahwa gerakan-gerakan tarian dari berbagai sentra tari di dunia selalu
bersandar dan memiliki terikat dengan ruang dan waktu kulturalnya, khususnya
tari etnis.
Sejarah panjang kebudayaan umat manusia menunjukkan,
bahwa tubuh manusia itu bersifat konstektual terhadap zamannya. Ini merupakan
belenggu yang sangat sukar untuk dilepaskan. Jika penari zaman ini tidak
dilatih untuk membiasakan bergerak menjelajah kemungkinan ruang dan waktu di
luar konsteks budayanya. Maka dapat dipastikan penari tidak akan mendapatkan
pengalaman Kinestetik yang lebih luas, lebih cerdas, dan lebih kreatif.
Komunitas penari diberbagai belahan dunia disiapkan
sedemikian rupa agar memiliki kemampuan
mengungkapkan perasaannya melalui gerak, bahkan diharapkan mampu mengembangkan
kepribadiannya secara kompleks. Hanya dengan memperkaya latihan menuju tubuh
yang terlatih manusia dapat memahami berbagai sentuhan rasa humanitas yang
lebih kompleks, setidaknya dalam tataran kreatif dapat memberikan kontribusi yang positif pada proses
pendewasaan dan hubungan sosial antar individu, antar kelompok, dan bekal untuk
komunikasi lintas budaya.
Tim Damariotimes.
Posting Komentar untuk "Tubuh Sebagai Instrumen Gerak "