Terbang Bandung: Seni Pertunjukan Islami yang Memikat di Pasuruan


Arak-arakan Tari Terbang Bandung (Foto ist.)


Damariotimes. Pasuruan adalah kota dengan kekayaan seni yang kuat, sebagian besar dipengaruhi oleh budaya Arab dan nuansa Islami. Salah satu contoh seni pertunjukan yang mencerminkan warisan ini adalah Terbang Bandung, sebuah seni tradisional yang kini telah punah namun meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan masyarakat setempat, terutama di pondok pesantren.

Terbang Bandung adalah pertunjukan seni yang unik, menampilkan penari yang mengenakan busana khas Mesir. Busana tersebut terdiri dari kopiah yang dihiasi bulu ayam atau rajutan benang wol, kostum dengan lengan panjang yang kontras, celana panjang, kaus tangan putih, dan kasut panjang. Keunikan lain terletak pada penggunaan kacamata hitam oleh para penari, yang menjadi ciri khas yang membingungkan banyak orang yang tidak memahami alasan di baliknya.

Pada tahun 1978, beberapa penata tari dari Pasuruan mulai menggali kembali seni Terbang Bandung untuk dijadikan referensi koreografi, dengan tujuan untuk berkompetisi dalam festival seni di tingkat Jawa Timur dan nasional. Namun, karena pertunjukan ini hampir punah, banyak yang hanya bergantung pada informasi lisan dan pengamatan terbatas tanpa dokumentasi yang cukup untuk menggambarkan bentuk asli dari seni tersebut.

Di masa lalu, Terbang Bandung sering dipertunjukkan dalam acara-acara masyarakat seperti pernikahan dan khitanan. Panggung terbuka yang didirikan di lapangan menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan, dengan dua panggung yang saling berhadapan. Penonton berada di tengah-tengah, dan pertunjukan dimulai dengan aba-aba yang terkoordinasi. Para penabuh terbang yang terampil memainkan instrumen terbang dan kendang, menciptakan ritme yang meriah dan keras meski tanpa sound system. Tarian pasangan dengan gerakan kaki dan lambaian tangan menjadi elemen utama dari pertunjukan ini, yang dilakukan secara bergantian oleh dua grup. Penonton sering kali meramaikan suasana dengan tepuk tangan dan sorakan, memberikan semangat bagi para penari untuk lebih menghidupkan pertunjukan. Tidak jarang, grup yang kalah menggunakan trik seperti ilmu sihir, menyebabkan suara atau gerakan grup lawan tidak terdengar atau terhenti, sehingga menciptakan kesan magis yang sangat menghibur.

Terbang Bandung yang kini hampir punah patut menjadi objek penelitian etnokoreologi untuk memahami lebih dalam tentang seni pertunjukan ini, serta kontribusinya terhadap kekayaan budaya Pasuruan yang sarat akan pengaruh budaya Arab dan Islami.

Reporter : R.Dt.

Editor      : S. Nar.

6 komentar untuk "Terbang Bandung: Seni Pertunjukan Islami yang Memikat di Pasuruan"

  1. pstm 23 Sabrina Naca5 Februari 2025 pukul 18.48

    artikel ini membantu menginformasikan terkait kesenian musik di pasuruan

    BalasHapus
  2. Rizki Zaflo PSTM 2312 Februari 2025 pukul 05.30

    pada artikel ini sangat bermanfaat bagi orang-orang awam ataupun orang pasuruan sendiri yang mungkin belum tahu lebih banyak tentang kesenian yang ada pada daerahnya seperti kesenian Terbang Bandung tersebut.

    BalasHapus
  3. penulis berhasil menghidupkan kembali memori dan nilai budaya yang hampir punah melalui deskripsi yang detail dan menarik. dg pendekatan yang informatif, artikel ini mengajak pembaca untuk lebih menghargai warisan budaya Pasuruan yang unik dan penuh sejarah.

    BalasHapus
  4. Artikel ini sangat informatif dalam mengangkat kembali seni tradisional tentang Terbang Bandung yang telah punah. Sangat menarik melihat bagaimana Terbang Bandung punya pengaruh besar di Pasuruan, apalagi di Pesantren. Semoga seni ini bisa kembali dikenali dan diapresiasi oleh generasi muda!

    BalasHapus
  5. Artikel ini sangat menarik dan informatif, karena berisi tentang seni pertunjukan yang sudah jarang di ketahui oleh mayoritas orang, semoga tarian ini bisa di angkat dan dikenali kembali menjadi suatu tarian khas Pasuruan

    BalasHapus
  6. Wawasan yg menarik mengenai "Terbang Bandung", seni tradisional Pasuruan dengan pengaruh Arab-Islami, kini hampir punah. Keunikannya layak diteliti dan dilestarikan melalui etnokoreologi.

    BalasHapus