Tari Beskalan: Simbol Kesuburan dan Kekuatan Kultural di Kabupaten Malang

 

Tari Beskalan di foto oleh fotografer Jepang tahun 1920an (Foto ist.)


Damariotimes. Tari Beskalan merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang kaya akan makna dan simbolisme, khususnya di Malang. Dalam tarian ini, terdapat berbagai istilah gerakan yang tidak hanya sekadar menggambarkan aksi fisik, tetapi juga menyimpan makna mendalam yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat setempat. Istilah-istilah seperti Singget, Tindak (labas), ayam alas, dan Kontrengan, meskipun tidak memiliki makna khusus, berfungsi sebagai indeks yang menggambarkan gerakan kinetiknya.

Gerakan dalam Tari Beskalan, seperti gejug dan gedruk, mencerminkan karakteristik feminin dan simbolisasi dari keindahan alam. Misalnya, gerakan gejug mapah yang menyerupai burung berjalan di atas daun pisang, menggambarkan keanggunan dan keindahan. Sementara itu, gerakan Kontrengan, yang berfokus pada pinggul, mengekspresikan erotisitas yang dapat memicu reaksi emosional dari penonton, menunjukkan daya tarik yang kuat dari tarian ini.

Tari Beskalan juga memiliki dimensi spiritual yang dalam. Gerakan gendewa, yang dianggap sakral, merupakan simbol penyambutan roh dhanyang penunggu desa. Dalam konteks ini, tarian bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk keselamatan serta kelimpahan berkah bagi masyarakat. Sembah yang dilakukan dalam tarian ini, baik kepada dhanyang, kiblat papat, maupun penonton, mencerminkan rasa syukur dan ketaqwaan masyarakat terhadap kekuatan transendental.

Lebih jauh, Tari Beskalan juga berkaitan erat dengan tradisi kesuburan. Masyarakat setempat meyakini bahwa gerakan ulap-ulap bumi langit dalam tarian ini merupakan ungkapan harapan akan kesuburan tanah dan keberkahan hasil pertanian. Ritual-ritual yang dilakukan, seperti penyembelihan hewan sebagai kurban, menunjukkan hubungan erat antara budaya, alam, dan spiritualitas.

Kostum yang dikenakan oleh penari Beskalan juga memiliki makna simbolik. Dengan menggunakan pakaian yang mencerminkan maskulinitas dan femininity, tarian ini menunjukkan perpaduan antara dua kekuatan yang saling melengkapi. Hal ini mengingatkan kita pada tradisi kuno yang mengaitkan kesuburan dengan simbol-simbol seperti lingga-yoni, yang mencerminkan keseimbangan antara pria dan wanita.

Secara keseluruhan, Tari Beskalan bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan harapan masyarakat Kabupaten Malang. Melalui gerakan, kostum, dan ritual yang dilakukan, tarian ini mengajak kita untuk memahami lebih dalam tentang hubungan manusia dengan alam dan kekuatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, Tari Beskalan menjadi salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan dan dihargai sebagai bagian dari identitas masyarakat Indonesia.

 

Penulis : R.Dt.

 

 

2 komentar untuk "Tari Beskalan: Simbol Kesuburan dan Kekuatan Kultural di Kabupaten Malang"

  1. Tari Beskalan ini nggak cuma keren, tapi juga punya makna tentang kesuburan dan harapan. Tradisi kayak gini emang harus terus dijaga biar nggak dilupain.

    BalasHapus
  2. tari beskalan memang memiliki banyak makna yang tidak semua orang tahu, dengan itu kita harus terus melestarikan dan mengenalkan tari beskalan dengan lebih dalam

    BalasHapus