Candi Penataran: Keagungan Kerajaan Kediri dan Majapahit

 

candi Penataran di Blitar (Foto ist.)


Damariotimes. Candi Penataran, yang terletak di sebelah timur Kota Blitar, Jawa Timur, bukan hanya sekadar sebuah situs wisata, tetapi juga merupakan saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah Indonesia. Candi ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting, terutama bagi perkembangan agama dan kebudayaan di masa Kerajaan Kediri dan Majapahit.

Candi Penataran dibangun sekitar tahun 1200 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Srengga dari Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri pada masa itu adalah salah satu kerajaan besar di Jawa Timur yang memiliki pengaruh signifikan dalam bidang kebudayaan dan agama Hindu-Buddha. Candi Penataran sendiri dibangun sebagai tempat pemujaan bagi dewa-dewa Hindu, seiring dengan tradisi pemujaan yang berkembang di kerajaan tersebut.

Pembangunan candi ini tidak sepenuhnya selesai pada masa Raja Srengga. Pembangunan lanjutan baru dilakukan pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1415 Masehi. Majapahit, sebagai kerajaan yang terkenal dengan kejayaannya di bidang politik, kebudayaan, dan perdagangan, turut mewarnai sejarah candi ini.

Pada masa Majapahit, Candi Penataran tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan. Candi ini menjadi bagian penting dari kompleks pemujaan yang sangat dihormati oleh masyarakat pada masa itu. Ini mencerminkan betapa besar pengaruh agama Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat kerajaan pada abad ke-14.

Candi Penataran dikenal sebagai salah satu candi termegah di Jawa Timur, dengan desain yang mencerminkan keindahan dan kebesaran era kerajaan yang membangunnya. Arsitektur candi ini memiliki ciri khas dengan relief-relief yang menggambarkan kisah-kisah epik dalam agama Hindu, seperti kisah Ramayana dan Mahabharata, yang juga sangat mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada waktu itu.

Selain itu, di dalam kompleks Candi Penataran terdapat berbagai bangunan yang digunakan untuk ritual pemujaan, seperti pelataran terbuka, ruang-ruang pemujaan, dan struktur yang digunakan untuk menyimpan sesajen. Candi ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat spiritual bagi masyarakat Kediri dan Majapahit.

Selain menjadi bukti keagungan dua kerajaan besar, Candi Penataran juga memegang peranan penting dalam tradisi keagamaan masyarakat setempat. Sampai hari ini, candi ini masih dijaga dan dihormati sebagai tempat yang sarat dengan nilai sejarah dan spiritualitas. Masyarakat sekitar, meski mayoritas kini beragama Islam, masih menghormati keberadaan Candi Penataran sebagai situs budaya dan warisan nenek moyang.

Candi Penataran memang bukan hanya sebuah candi kuno, tetapi juga sebuah monumen sejarah yang merefleksikan hubungan antara agama, kebudayaan, dan politik pada masa Kerajaan Kediri dan Majapahit. Melalui candi ini, kita dapat melihat bagaimana peradaban besar di Indonesia pada masa lalu membentuk identitas budaya yang masih terasa hingga kini.

Dengan segala keagungannya, Candi Penataran tetap menjadi salah satu tempat yang patut dikunjungi untuk memahami lebih dalam mengenai sejarah dan budaya Indonesia, terutama dalam konteks perkembangan agama Hindu-Buddha di Jawa Timur.

 

Reporter: R.Dt.

Editor    : S.Nar

 

Posting Komentar untuk "Candi Penataran: Keagungan Kerajaan Kediri dan Majapahit"