penguatan formasi dengan property daun pisang (Foto ist.) |
Damariotimes. Malang, 4 Nopember 2024. Latihan
kedua untuk persiapan Festival Singhasari #2 diadakan pada Selasa, 4 November
2024, di SMPN 18, yang tergabung dalam Paguyuban Pecinta Seni Tradisi (PPST)
binaan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Eksplorasi koreografi untuk
festival ini semakin intensif meski tanpa kehadiran Hanifa Jahra, penari cilik
pemeran Ken Dedes Kecil, yang berhalangan hadir karena sakit.
Meski ada kekosongan
ini, latihan tetap berjalan penuh semangat. Fokus utama latihan kali ini adalah
pembenahan gerak para penari yang memerankan tokoh Merak, yaitu Wilda Aprilia
dan Visakha Paramita. Keduanya menunjukkan perkembangan, tetapi gerakan tari
mereka dinilai masih perlu diperkuat agar mampu menghadirkan keindahan yang
lebih maksimal di panggung. Koordinator latihan, Ratih Wayansari S, S.Pd.,
mengawasi secara seksama, dengan dukungan dari Pembina seni tari, Setyawati
Mega Arumsari, S.Pd., dan Salsabilla Yusriyah, S.Pd.
Di sisi lain, dua
pemeran Teman Ken Dedes, Oclarisa Aira dan Moniq, berhasil menghidupkan suasana
latihan dengan gerakan yang matang, meskipun kehadiran Ken Dedes Kecil dirasa
cukup memengaruhi energi kelompok. Para penari dayang-dayang yang berjumlah
enam orang — Nadhiifah Aura, Atha Putri, Alexandria, Laylatul Andini, Dinda
Kurnia, dan Rahma Citra — menampilkan ide baru dengan memanfaatkan daun pisang
sebagai properti tudung. Properti ini menambahkan sentuhan alami, menyatu
dengan konsep pedesaan dan nuansa tradisional yang menjadi inti dari
pertunjukan.
Eksplorasi juga
dilakukan pada adegan penari yang menggambarkan hewan seperti kuda, yang kali
ini menjadi mirip kerbau atau banteng — sebuah interpretasi yang mungkin sesuai
dengan latar padepokan yang juga memelihara binatang tersebut. Naufal Tegar,
Aditya Nur, dan Nazril, sebagai pemeran, terus berupaya memperhalus gerakan
mereka untuk menghasilkan karakter yang lebih unik dan kuat. Di sisi lain, enam
anak laki-laki yang memerankan penari kambing, yaitu Misbahul Fuadi, M. Ihsan,
M. Al Kautsar, Dimas, Jerda Vano, dan Yan Irfan, menyelaraskan gerakan mereka
agar membentuk harmoni yang dinamis.
Pada akhir sesi, ide
segar muncul untuk memasukkan penari ayam sebagai bagian pembuka adegan,
menciptakan gambaran suasana pagi di pedesaan. Adegan ini diharapkan bisa
memperlihatkan anak-anak yang mulai bangun, menimba air, atau menyapu halaman.
Perpaduan gerakan dan suasana yang dirancang diharapkan dapat menampilkan
sebuah cerita yang hidup dan menyentuh.
Dukungan penuh dari
SMPN 18 sebagai bagian dari PPST telah menunjukkan komitmen mereka dalam
melestarikan seni tari tradisional. Tidak hanya seni tari, sekolah ini juga
mengembangkan seni karawitan yang dibina oleh Karina Maulidya Damayanti, S.Pd.,
dan teater oleh Rani Putri H., S.Pd. Dengan semangat dan kerja sama yang kuat,
latihan ini memberikan fondasi yang kokoh bagi para siswa dalam mewujudkan
pertunjukan yang memikat pada Festival Singhasari #2 mendatang.
Reporter : R.Dt.
Editor : H. Gum.
Posting Komentar untuk "Persiapan Intensif Festival Singhasari #2: Eksplorasi Tari di SMPN 18 Tanpa Ken Dedes Kecil"