foto bersama Dekan FS, Panitia, dan Narasumber (Foto ist.)
Damariotimes. Malang, 21
Oktober 2024 – Universitas Negeri Malang kembali menyelenggarakan
acara tahunan yang dinanti-nanti, Sendiya, Seminar Pendidikan Seni dan
Budaya yang memasuki tahun keempat penyelenggaraannya. Acara yang diadakan oleh
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Departemen Seni dan Desain Fakultas Sastra,
Universitas Negeri Malang ini diikuti oleh sekitar 200 peserta, yang terdiri
dari mahasiswa S1 Pendidikan Seni Rupa, mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2,
serta guru-guru MGMP perwakilan SMP dan SMA Kota Malang.
Seminar tahun ini
mengusung tema yang relevan dengan perkembangan era digital, yaitu
"Transformasi Seni dan Budaya Melalui Pendekatan Pembelajaran
Imersif." Dalam pembukaan acara, Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa,
Dr. Ike Ratnawati, M.Pd., menyampaikan bahwa tema ini memberikan kesempatan
bagi peserta untuk mengeksplorasi dimensi baru dalam pendidikan seni dan
budaya. “Jelajahi dunia seni dan budaya dalam dimensi baru! Mari bergabung
dalam Seminar antar bangsa Seni dan Budaya bertema 'Transformasi Seni dan Budaya
Melalui Pendekatan Pembelajaran Imersif'. Temukan cara inovatif untuk
menghidupkan seni dan budaya di era digital, dan berkolaborasi dengan pakar
serta praktisi pendidikan. Ini adalah kesempatan Anda untuk merasakan, belajar,
dan menjadi bagian dari perubahan besar!" ujar Dr. Ike dengan penuh
semangat.
Antusias peserta seminar (Foto ist.) |
Acara ini
menghadirkan pemateri-pemateri yang kompeten di bidangnya, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Salah satu pemateri utama adalah Dr. Badrul Isa dari
Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Wakil
Rektor Bagian Kemahasiswaan. Dalam presentasinya, Dr. Badrul menyampaikan
pentingnya penggunaan teknologi imersif dalam memperkenalkan dan melestarikan
budaya lokal kepada generasi muda di tengah arus globalisasi. “Pembelajaran
imersif memungkinkan para pelajar untuk tidak hanya mempelajari seni dan
budaya, tetapi juga merasakannya langsung, yang akan menciptakan keterikatan
emosional yang lebih kuat terhadap warisan budaya kita,” paparnya.
Dr. Martadi, M.Sn.
dari Universitas Negeri Surabaya, yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Kerja
Sama di kampusnya, menekankan bahwa pendidikan seni harus lebih dari sekadar
teori dan praktik. Ia mendorong penggunaan teknologi terkini seperti virtual
reality dan augmented reality untuk memperkaya pengalaman belajar. Menurutnya,
pendekatan imersif ini bukan hanya sebagai alat untuk pembelajaran yang lebih
menarik, tetapi juga sebagai sarana untuk menjaga kelestarian seni dan budaya
dalam menghadapi era digital.
Pemateri ketiga,
Drs. A.A.G. Rai Arimbawa, M.Sn., dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Universitas Negeri Malang, menyampaikan pandangannya tentang penerapan
pembelajaran imersif dalam konteks lokal. Beliau menyoroti bagaimana teknologi
dapat digunakan untuk membangun koneksi antara seni tradisional dan kebutuhan
pendidikan modern, tanpa mengurangi esensi budaya itu sendiri. Ia juga
mengapresiasi inisiatif dari Universitas Negeri Malang dalam menjadikan seni
dan budaya sebagai pusat perhatian di tengah perubahan global yang dinamis.
Seminar ini
diselenggarakan di Gedung AVA Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, tempat
yang penuh dengan antusiasme dari para peserta. Selain pemaparan dari para
pembicara, seminar ini juga membuka ruang diskusi yang interaktif, di mana para
peserta bisa bertukar pikiran dengan para ahli dan praktisi mengenai bagaimana
seni dan budaya dapat terus berkembang di era teknologi. Peserta seminar sangat
antusias, terutama para guru yang berharap dapat menerapkan pendekatan baru ini
dalam pengajaran di sekolah mereka.
Melalui seminar
ini, para peserta diharapkan dapat memperoleh wawasan baru mengenai cara-cara
inovatif dalam mengajarkan seni dan budaya, serta pentingnya memanfaatkan
teknologi untuk memperkaya pengalaman belajar. Ini bukan hanya soal adaptasi
terhadap teknologi, tetapi juga tentang bagaimana seni dan budaya dapat tetap
hidup dan relevan dalam kehidupan modern.
Dengan partisipasi
aktif dari berbagai pihak, Sendiya 2024 berhasil menjadi platform yang
mempertemukan berbagai gagasan segar dan menginspirasi untuk masa depan
pendidikan seni dan budaya. Seminar ini sekaligus menjadi bukti bahwa seni dan
budaya, meskipun menghadapi tantangan zaman, tetap memiliki tempat yang penting
dalam pendidikan dan kehidupan masyarakat.
Reporter : R.Dt.
Editor : MAH
Artikel ini menyoroti pentingnya pembelajaran imersif yang mengintegrasikan teknologi dengan seni budaya, yang meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Penggunaan realitas virtual dan augmented reality menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam. Namun, tantangan aksesibilitas teknologi dan pelatihan guru harus diatasi untuk memaksimalkan manfaatnya. Artikel ini memberikan wawasan tentang potensi pembelajaran imersif dalam transformasi pendidikan seni budaya di masa depan.
BalasHapusseminar ini tidak hanya mengedukasi dan memberikan wawasan tetapi juga menjadi bukti bahwa seni dan budaya meskipun mengalami perubahan zaman dan tantangannya tetap memiliki tempat yang penting dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
BalasHapus