Obituari: Mbah Mukayin (1940-2024), Legenda Wayang Topeng dari Desa Pijiombo Kabupaten Malang


Berita duka; wafatnya Mbah Mukayin (Foto ist.)


Damariotimes. Kamis, 31 Oktober 2024, kabar duka menyelimuti dunia seni tradisional di Malang Raya. Mbah Mukayin, tokoh legendaris wayang topeng dari Desa Pijiombo, Gunungkawi, telah berpulang di usia yang luar biasa—84 tahun. Kabar ini menyebar melalui pesan di grup WhatsApp komunitas seniman, yang disampaikan oleh Soeroso, salah satu tokoh topeng dari Desa Kedungmonggo, Pakisaji, Kabupaten Malang. Dalam kepergiannya, Mbah Mukayin meninggalkan jejak yang mendalam bagi masyarakat dan generasi seniman wayang topeng, meski ia sendiri lebih sering berkarya dalam ketenangan, tanpa banyak dikenal publik.

Mbah Mukayin dikenal sebagai penari topeng angkatan 1960-an dan terlibat dalam prosesi adat “Bersih Desa” di Desa Pijiombo. Meski tidak banyak yang tahu tentang sosoknya, kehadirannya dalam setiap ritual pembersihan desa yang diadakan tiap tahun telah menjadi bagian dari identitas tradisi desa. Sore  ini (31 Oktober 2024), sebagai tanda penghormatan, prosesi jamas topeng di Sumber Topeng Dusun Pijiombo dilaksanakan dengan khidmat. Dalam doa ritual yang dipimpin oleh Mbah Harsoyo, sesepuh grup topeng Pijiombo Madyo Utomo, tersampaikan rasa syukur atas berkah air bersih yang senantiasa mengalir dari sumber tersebut. Ritual ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan pada alam, tetapi juga simbol bagi masyarakat Pijiombo dalam menjaga kelestarian lingkungan mereka.

Usai ritual, topeng-topeng sakral dipersembahkan dalam gebyak topeng di halaman rumah Kepala Dusun, Rioko. Pertunjukan topeng yang membawa lakon “Temurune Wahyu Sri Rejeki” dengan dalang muda Hadi Gunacarito masih dapat disaksikan oleh Mbah Mukayin tahun lalu.

Kabar kepergian Mbah Mukayin menyebar luas di kalangan seniman Malang Raya dan meninggalkan duka mendalam. Mbah Jo (Samsyul Subakir), seorang seniman senior, mengungkapkan belasungkawanya dalam bahasa Jawa penuh makna, “Senajan dudu sanak dudu kadang, lamun tininggal melu kelangan. Mugi sedaya dharma bhakti mBah Mukayin nalika taksih yuwana dados jalaran tumimbal lahir wonten ing panggenan ingkang langkung luhur tumuju kasampurnan jati.” Artinya, meskipun bukan kerabat, kepergian sosok berjasa seperti Mbah Mukayin membawa kehilangan bagi semua. Semoga segala jasa dan pengabdian beliau semasa hidup mengantarkannya pada tempat yang lebih luhur, menuju kesempurnaan sejati.

Kepergian Mbah Mukayin merupakan kehilangan besar bagi seni dan tradisi wayang topeng. Warisannya akan tetap hidup melalui ritual, tarian, dan semangat yang ia tanamkan dalam setiap gerakan dan pementasan wayang topeng di Pijiombo.

 

Reporter : R.Dt.

Editor     : MAH

 

3 komentar untuk "Obituari: Mbah Mukayin (1940-2024), Legenda Wayang Topeng dari Desa Pijiombo Kabupaten Malang"

  1. Dari artikel diatas saya sangat kagum dengan alm. mbah Mukayin,beliau adalah seorang legendaris wayang topeng yanggg sangat banyak di kagum i oleh orang diluar sana,karena alm. Mbah Mukayin lah yang telah melestarikan budaya wayang topeng di Desa Pijiombo.

    BalasHapus
  2. dari artikel ini saya tau bahwa
    alm mbah mukayin adalah sosok legendaris wayang topeng yang sangat bersejarah

    BalasHapus
  3. innalilahi wa innailaihi rojiun, turut berduka cita yang sedalam dalamnya. Saya sangat bangga kepada para seniman² yang telah berhasil menyalurkan ilmunya hingga akhir hayat, yang menjadikan ilmunya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. semoga almarhum di terima di sisi-NYA, aamiin

    BalasHapus