menjelang malam, mampir ke gudeg buTjitro (Foto ist.) |
Damariotimes. Yogyakarta, 10 Agustus 2024. Setelah
dua hari penuh dengan kegiatan kunjungan kerja yang padat di Yogyakarta, tim
dosen DSD FS UM mengakhiri perjalanan mereka dengan momen yang santai namun
istimewa. Menjelang perjalanan panjang kembali ke Malang, wahana travel
merekomendasikan tempat makan malam yang tak boleh dilewatkan: Gudeg Bu Tjitro
di Banguntapan, Yogyakarta.
Malam itu, suasana
di Rumah Makan Gudeg Bu Tjitro terasa sangat nyaman. Tidak terlalu ramai,
tempat ini memberikan nuansa yang tepat untuk menutup kunjungan kerja dengan
hangat. Hidangan disajikan secara prasmanan, memungkinkan setiap anggota tim
memilih dan menikmati berbagai sajian khas dengan tenang. Gudeg yang disajikan
menjadi highlight malam itu—manis, gurih, dan kaya akan cita rasa tradisional
yang telah diwariskan turun-temurun.
Gudeg Bu Tjitro
bukan sekadar tempat makan, tetapi juga sebuah cagar budaya kuliner Yogyakarta
yang sudah eksis sejak tahun 1925. Didirikan oleh Ibu Tjitro yang kala itu
berjualan di emperan toko di depan Pasar Ngasem, gudeg ini mempertahankan
keaslian rasanya dengan menggunakan gula aren sebagai bahan utama. Resep ini
telah diwariskan ke generasi berikutnya, yang terus melanjutkan usaha hingga
sekarang.
Perjalanan usaha
Gudeg Bu Tjitro dari emperan toko menuju restoran terkenal ini penuh dengan
cerita inspiratif. Salah satu putra Ibu Tjitro, Sumadi Suprodiprojo,
melanjutkan usaha ini di Jakarta pada tahun 1970. Kemudian, usaha ini
diwariskan lagi kepada cucunya, Retno Widiastuti, yang mendirikan Rumah Makan
Gudeg Bu Tjitro di Jalan Adisucipto pada tahun 1990. Seiring dengan
berkembangnya usaha, lokasi rumah makan pindah ke Jalan Janti 330, Yogyakarta,
di mana tempat ini berdiri kokoh hingga sekarang.
Kini, Gudeg Bu
Tjitro dikelola oleh generasi kelima, Rika Kumala Dewi, bersama suaminya, Burhanul
Akbar Pasa. Di tangan mereka, restoran ini terus berkembang dan menjaga warisan
kuliner yang kaya akan sejarah.
Makan malam ini
bukan hanya tentang mengisi perut sebelum menempuh perjalanan kembali ke
Malang, tetapi juga tentang meresapi kekayaan budaya kuliner Yogyakarta yang
telah bertahan lebih dari sembilan dekade. Dengan perut kenyang dan hati puas,
tim dosen DSD FS UM pun siap melanjutkan perjalanan pulang, membawa serta
kenangan manis dari Gudeg Bu Tjitro yang legendaris.
Reporter : R.Dt.
Editor : MAH
Posting Komentar untuk "Sajian Legendaris Gudeg Bu Tjitro untuk Makan Malam Tim Dosen DSD FS UM"