Regenerasi Jaranan BTS Melalui Gaya Penyajian Dhor Untuk Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Malang

 

Tim Peneliti sedang berporoses denan anak-anak dari grup Satrio Bokor (Foto ist.)


Damariotimes. Malang, tgl 15 Agustus 2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses regenerasi jaranan anak dalam Grup Jaranan Satrio Bokor Tumpang. Studi ini dilaksanakan mulai Maret hingga November 2024, dengan fokus pada pengembangan seni tari jaranan sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Malang. Lokasi penelitian berada di Tumpang, Kabupaten Malang, dengan Dra. EW. Suprihatin, DP. M.Pd. sebagai ketua peneliti dan tim yang terdiri dari Dr. Rully Aprelia Zandra, S.Pd., M.Pd., M.Sn., Dr. Robby Hidajat, M.Sn., Drs. Sumarwahyudi, M.Sn., serta mahasiswa Gesang Bayu Pamungkas dan Muhammad Ridho Ramadhan. Adapun kolaborator penelitian dari perguruan tinggi di Luar UM adalah: Dr. Heriyati Yatim, M.Pd. bidang pengurusan administrasi dan keuangan dihendel oleh Akuntan: Amelia Arifah Rahman.

Kegiatan penelitian meliputi identifikasi kelompok jaranan yang aktif di Tumpang. Dari hasil identifikasi, ditemukan bahwa hanya Grup Jaranan Satrio Bokor yang memiliki anggota anak-anak usia sekolah dasar. Selain itu, kelompok ini juga memiliki anggota dewasa. Anak-anak dalam kelompok ini menari dengan gerakan yang menyerupai penari dewasa.

anak-anak sedang menerapkan pola koreografi Jaranan hasil penelitian (Foti ist.)


Tim peneliti kemudian mencoba membuat koreografi khusus untuk anak-anak dengan durasi 10 menit, yang nantinya akan dijadikan sebagai tarian pembuka. Semua gerakan tetap mengacu pada pola gerak jaranan Satrio Bokor. Tim hanya mengolah pola lantai, level, properti, kostum, dan riasnya.

Pada tahap awal pengembangan, penyusunan pola gerakan dilakukan dengan memperhatikan kemampuan teknis dan kebiasaan sosial subjek penelitian. Berdasarkan masukan dari narasumber, teknik gerakan yang awalnya dianggap terlalu sulit bagi anak-anak, kemudian diubah. Keputusannya adalah menggunakan gerakan yang sudah biasa dilakukan oleh anak-anak, namun diperpendek dan diolah estetikanya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan teknis dan kebiasaan sosial dari subjek penelitian memiliki potensi yang sangat besar sebagai gaya tari yang khas. Ini memberikan wawasan baru bahwa regenerasi tari jaranan bisa dilakukan dengan menyesuaikan teknik dan estetika yang sesuai dengan kemampuan anak-anak, tanpa mengurangi nilai budaya yang ada.

Proses regenerasi jaranan dalam Grup Jaranan Satrio Bokor menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, yaitu menyesuaikan gerakan dengan kemampuan teknis anak-anak, seni tradisional dapat tetap hidup dan berkembang. Hal ini juga berpotensi besar dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Malang, mengingat daya tarik budaya yang kuat dari pertunjukan jaranan.

Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pelestarian dan pengembangan seni tari tradisional Indonesia, khususnya jaranan, sebagai warisan budaya yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.

 

Reporte : Muhammad Affaf Hasiymy

Editor    : H. Gumelar

 

1 komentar untuk "Regenerasi Jaranan BTS Melalui Gaya Penyajian Dhor Untuk Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Malang"

  1. Rizki Zaflo Ersiti Zahwah16 September 2024 pukul 06.03

    Regenarasi ini sangat penting karena jika tidak dilanjutkan oleh generasi muda sekarang, kebudayaan ini akan tergerus waktu dan bisa saja ditinggalkan, dengan cara yang sangat bagus seperti pada artikel diatas dengan melihat kemampuan anak-anak bisa menjadikan semangat anak-anak zaman sekarang untuk terus melestarikan budaya yang ada.

    BalasHapus