Pelayan Vs Pesulat (gambar IA) |
Damariotimes. Di sebuah restoran mewah,
seorang pelayan yang sudah lama bekerja di sana, Pak Budi, sedang berdiskusi
seru dengan seorang tamu spesial, seorang pesulap terkenal bernama Tuan Roy.
Setelah melayani makanan penutup, Pak Budi menyempatkan diri untuk
bercakap-cakap dengan Tuan Roy.
“Apa pekerjaan
Anda, Pak Budi?” tanya Tuan Roy dengan senyum ramah.
Pak Budi menjawab
dengan sedikit bangga, “Saya ini, Pak, profesinya adalah menipu orang.”
Tuan Roy terkejut
dan tertawa kecil, “Menipu orang? Maksud Anda?”
Pak Budi
mengangguk, lalu melanjutkan, “Benar, Pak. Saya ini pelayan. Saya menyajikan
makanan yang kadang rasanya biasa saja, tapi dengan senyuman dan keramahan,
orang-orang percaya kalau makanannya enak! Itu kan menipu, namanya?”
Tuan Roy tertawa
terbahak-bahak. “Ah, lucu sekali, Pak Budi. Tapi tetap saja, Anda adalah
seorang pelayan, melayani tamu yang datang. Pekerjaan Anda itu rendah, tahu.
Harus selalu ramah, selalu tersenyum, bahkan kalau tamunya menyebalkan
sekalipun.”
Pak Budi tersenyum
kecil, tampak tidak tersinggung. “Iya, memang. Tapi, kalau dipikir-pikir,
pekerjaan Anda juga tidak jauh berbeda, Tuan Roy. Anda menipu orang dengan trik
sulap. Bedanya, Anda hanya membuat mereka percaya bahwa yang mustahil itu
nyata. Tapi, Anda melakukannya dengan percaya diri, sebagai orang terhormat
yang menghibur.”
Tuan Roy terdiam
sejenak, kemudian tersenyum lebar. “Benar juga, Pak Budi. Tapi saya tetap
merasa profesi saya lebih bergengsi. Saya berdiri di panggung, disorot lampu,
dan mendapatkan tepuk tangan. Sementara Anda… yah, Anda hanya di balik meja,
melayani orang.”
Pak Budi
mengangguk setuju. “Betul, betul. Tapi coba pikirkan lagi, Tuan Roy. Kalau
tidak ada pelayan seperti saya yang menipu dengan ramah, menyajikan makanan
dengan baik, dan memastikan tamu puas, apa tamu-tamu akan senang? Bukankah
mereka juga tidak akan bersenang-senang dan mungkin tidak akan datang untuk
menonton pertunjukan Anda?”
Tuan Roy tergelak
dan mengangguk. “Anda benar, Pak Budi. Pada akhirnya, baik pelayan maupun
pesulap, kita sama-sama membuat orang senang dengan cara kita masing-masing.
Tapi saya tetap merasa pekerjaan saya lebih keren.”
Pak Budi tertawa
kecil. “Ya, ya, Tuan Roy. Tapi saya tetap bangga bisa menipu orang dengan
senyuman saya.”
Mereka berdua tertawa
bersama, menyadari bahwa meskipun profesi mereka berbeda, keduanya memiliki
satu tujuan yang sama: membuat orang lain bahagia, entah dengan trik atau
sekadar senyuman.
Dan di akhir hari,
mereka menyadari bahwa dunia ini memang penuh dengan tipu-tipu, tapi tidak ada
salahnya kalau tipu-tipu itu membawa kebahagiaan.
Penulis : R.Dt.
Editor : H. Gumelar
Posting Komentar untuk "Pelayan Restoran vs. Tukang Sulap: Siapa yang Lebih Hebat?"