Humor Si Nelayan dan Penjual Kopi

 

penjual Kopi dan Nelayan (gambar IA)


Damariotimes. Pagi itu, dermaga desa pesisir Laut Selat Ceria diselimuti kabut tipis yang mulai menghilang seiring munculnya matahari. Para nelayan sibuk menyiapkan perahu dan jaring untuk berlayar, sementara aroma kopi menyeruak dari sebuah warung kecil di tepi dermaga. Warung itu milik Pak Didi, seorang penjual kopi yang terkenal dengan candaannya yang segar seperti kopinya.

Di sebelah warung, tampak Pak Joko, nelayan tua yang sudah puluhan tahun melaut, sedang menambal jaring ikannya. Ia terkenal dengan keahliannya dalam menangkap ikan, tetapi juga karena selera humornya yang kerap membuat orang terpingkal-pingkal.

Hari itu, Pak Joko mampir ke warung Pak Didi sebelum berlayar. “Pagi, Pak Didi! Kopi hitam, satu!” katanya dengan semangat.

Pak Didi dengan cekatan menuangkan kopi panas ke dalam gelas. “Pagi juga, Pak Joko! Siap menangkap ikan besar hari ini?” tanyanya sambil tersenyum.

Pak Joko tertawa kecil. “Tentu saja! Kalau ada ikan yang minum kopi, pasti aku bisa menangkapnya juga!”

Pak Didi membalas, “Wah, kalau ada ikan yang minum kopi, mungkin dia akan jadi ikan paling cerdas di laut! Bisa jadi saingan saya menjual kopi di sini.”

Pak Joko mengangguk-angguk pura-pura serius. “Kalau begitu, saya akan jadi pelanggan tetapmu, beli kopi untuk ikan-ikan biar mereka semakin cerdas dan mudah ditangkap!”

Mereka tertawa bersamaan. Sambil menikmati kopi, Pak Joko melanjutkan, “Tapi kamu tahu, Didi, ada satu ikan yang sudah pintar tanpa perlu kopi.”

Pak Didi penasaran. “Oh, ya? Ikan apa itu?”

“Ikan yang bisa kabur dari jaringku setiap kali,” jawab Pak Joko sambil tertawa lepas.

Pak Didi terkekeh. “Mungkin ikan itu sedang berpuasa, menunggu kopi gratis dariku!”

Pak Joko menambahkan, “Atau mungkin dia takut kalau minum kopimu, dia bakal jadi ikan terjaga semalaman dan nggak bisa tidur siang.”

Mereka terus berbincang dan bercanda tentang segala hal, dari ikan yang suka kopi hingga kopi yang bisa memancing ikan. Suasana pagi di dermaga itu menjadi lebih hidup dan ceria, berkat tawa mereka yang tak kunjung usai.

Setelah selesai menyeruput kopinya, Pak Joko bersiap untuk pergi melaut. “Terima kasih, Pak Didi! Kopinya mantap seperti biasa. Saya pergi dulu, siapa tahu ada ikan yang memang benar-benar ingin minum kopi,” ujarnya sambil melambaikan tangan.

Pak Didi menjawab, “Hati-hati di laut, Pak Joko! Dan jangan lupa, kalau ketemu ikan yang butuh kopi, bawa ke warungku, ya!”

Hari itu, perbincangan ringan mereka membuat suasana dermaga menjadi lebih hangat. Pak Joko pergi melaut dengan senyuman, sementara Pak Didi melanjutkan hari dengan semangat, menunggu pelanggan lain yang siap menikmati kopi dan candaannya.

Dan begitulah, di desa pesisir itu, cerita Pak Joko dan Pak Didi menjadi legenda lucu yang selalu dikenang oleh warga desa, menambah warna dan keceriaan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Setiap kali terdengar tawa dari warung kopi Pak Didi, orang-orang tahu bahwa Pak Joko sedang ada di sana, berbagi cerita dan tawa tentang ikan dan kopi.

 

Penulis: R.Dt.

Editor  : MAH

 

Posting Komentar untuk "Humor Si Nelayan dan Penjual Kopi"