Pesona Sastra Kakawin dan Kidung: Satria dengan Kadehan

 

Tampilan topeng Panji gaya Yogyakarta di Musium Sono Budoyo Yogyakarta (Foto ist.)



Damariotimes. Sastra Kakawin dan Kidung merupakan dua genre sastra tradisional Jawa yang kaya akan ciri khas dan keunikan masing-masing. Melalui cerita wayang Jawa, kedua genre ini sama-sama menggambarkan sosok satria yang memiliki kadehan, yakni kualitas kepahlawanan, kebijaksanaan, dan keberanian. Mari kita jelajahi konsep kadehan dalam Kakawin dan Kidung, serta bagaimana penggambarannya dalam cerita-cerita wayang.

Sastra Kakawin: Puisi Epik Jawa Kuno

Kakawin adalah bentuk puisi epik dalam tradisi sastra Jawa kuno, yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dengan pengaruh besar dari literatur Sanskerta. Kakawin sering kali berisi cerita-cerita epik yang diadaptasi dari literatur Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Contoh kakawin yang memuat cerita wayang Jawa adalah Partayadnya dan Gatotkacasraya.

Kadehan dalam Kakawin

  1. Makna Kadehan: Dalam konteks kakawin, kadehan merujuk pada kualitas kepahlawanan, kebijaksanaan, dan keberanian yang dimiliki oleh para satria. Kadehan juga mencakup kemampuan para satria dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan dengan bijaksana.
  2. Penggambaran dalam Partayadnya: Dalam kakawin Partayadnya, para satria seperti Pandawa dan Kurawa digambarkan memiliki kadehan yang tercermin melalui tindakan mereka di medan perang. Misalnya, Yudhishthira yang bijaksana, Bhima yang kuat, dan Arjuna yang ahli memanah.
  3. Penggambaran dalam Gatotkacasraya: Dalam kakawin Gatotkacasraya, sosok Gatotkaca ditampilkan sebagai satria yang memiliki kadehan luar biasa. Ia digambarkan sebagai pejuang yang gagah berani dengan kekuatan fisik dan spiritual yang luar biasa.

Sastra Kidung: Puisi Jawa Tengah dan Timur

Kidung adalah bentuk puisi yang berkembang di Jawa Tengah dan Timur, ditulis dalam bahasa Jawa Tengah Kuno dan Jawa Tengahan. Kidung lebih bersifat lokal dan sering mengandung unsur-unsur cerita rakyat serta legenda setempat. Contoh kidung yang memuat cerita wayang Jawa adalah Sudamala, Sritanjung, Panjiwijayakrama, dan Harsawijaya.

Kadehan dalam Kidung

  1. Makna Kadehan: Dalam sastra kidung, kadehan juga merujuk pada sifat kepahlawanan dan kebijaksanaan para satria. Namun, kidung lebih menekankan aspek moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, serta hubungan antara manusia dengan alam dan dewa.
  2. Penggambaran dalam Sudamala: Dalam kidung Sudamala, sosok Sadewa digambarkan memiliki kadehan dengan kekuatan penyembuhan yang dimilikinya. Kekuatan ini digunakan untuk menyembuhkan Dewi Uma dari kutukan raksasa.
  3. Penggambaran dalam Sritanjung: Dalam kidung Sritanjung, sosok Sritanjung dan Prabu Sidapaksa menunjukkan kadehan melalui kisah kesetiaan, cinta, dan pengorbanan mereka. Kadehan di sini lebih pada kesetiaan dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan.

Sastra Panji di Bali

Selain di Jawa, sastra kidung yang memuat cerita Panji juga berkembang di Bali. Dalam cerita-cerita Panji di Bali, kadehan juga merupakan elemen penting yang menggambarkan sifat kepahlawanan para tokoh.

Penggambaran dalam Panji di Bali

Cerita Panji di Bali sering kali mengangkat tokoh Panji sebagai satria yang memiliki kadehan dalam bentuk keberanian dan kebijaksanaan. Panji digambarkan sebagai pahlawan yang bijaksana, tampan, dan selalu berhasil mengatasi berbagai rintangan dengan kebijaksanaan dan kekuatannya.

Baik dalam sastra kakawin maupun kidung, kadehan merupakan konsep yang esensial dalam menggambarkan karakter para satria. Kadehan mencakup keberanian, kebijaksanaan, kesetiaan, dan kekuatan fisik maupun spiritual. Meskipun terdapat perbedaan dalam pendekatan dan penekanan antara kakawin dan kidung, kedua genre ini sama-sama menampilkan kadehan sebagai sifat mulia yang harus dimiliki oleh setiap satria. Cerita-cerita wayang yang diangkat dalam kedua genre ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan etika yang luhur kepada masyarakat.

 

Penulis : R.Dt.

Posting Komentar untuk "Pesona Sastra Kakawin dan Kidung: Satria dengan Kadehan"