Patung-Patung Takumbayun (Gambar AI) |
Damariotimes. Di lereng gunung
Takumbayun, terdapat kuil kuno yang menyimpan patung-patung misterius. Di sana,
seorang tua berusia 100 tahun, dikenal sebagai juru kunci, menjaga
patung-patung tersebut. Setiap malam purnama, patung-patung itu akan mengganggu
siapa saja yang mendekat, kecuali jika mereka diberikan sesaji burung belibis.
Juru kunci yang
telah setia menjaga selama puluhan tahun selalu memastikan untuk memberikan
sesaji tersebut, walaupun usianya telah mencapai 100 tahun. Namun, dengan
bertambahnya usia, ia tidak lagi mampu mencari burung belibis. Tanpa sesaji,
ketenangan di kuil pun terancam.
Nadimo, putra angkat
dari sang juru kunci, menyadari bahwa malam purnama berikutnya akan menjadi
malam yang berbahaya. Dengan tekad untuk menyelamatkan ayah angkatnya dan
menghentikan gangguan patung-patung, Nadimo memutuskan untuk naik ke gunung
Takumbayun. Di tengah malam purnama, dengan hati-hati ia mendekati kuil kuno
itu.
Menggunakan
pengetahuan dan keberanian yang diwariskan oleh juru kunci, Nadimo berhasil
memecahkan rahasia patung-patung tersebut. Ia menyadari bahwa patung-patung itu
tidak benar-benar meminta sesaji burung belibis, melainkan memerlukan sentuhan
belas kasih dan penghormatan. Nadimo melakukan ritual penghormatan dengan cara
yang benar, dan ketenangan kembali ke kuil kuno itu.
Dengan
terpecahkannya rahasia ini, jiwa sang juru kunci diselamatkan, dan ia dapat
beristirahat dengan damai. Nadimo, sebagai pewaris pengetahuan dan keberanian,
kini menjaga kuil dan patung-patung tersebut, memastikan tradisi dan kedamaian
tetap terjaga.
Nama, tempat, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif.
Penulis: R.Dt.
Posting Komentar untuk "Patung-Petang Takumbayun: Rahasia Sesaji Burung Belibis"