Damariotimes. Obah Nggedrug Bumi #5 di di Latar Seni Winarto Ekram Ngopet Pendem Junrejo Kota Batu Semalam (Senin 1/7) di buka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Drs. Arief As Siddiq, M.H. Beliau menyambut dengan hangat selamat datang para pelaku seni budaya dari 33 daerah di Kota Wisata Batu yang penuh dengan pesona wisata budaya, alam dan wisata buatan.
“kami bangga dengan Pak Winarto ASN Kota Batu sebagai penggagas mampu mengumpulan sekian ribu pelaku seni budaya senusantara dari Aceh hingga NTT disini sebagai tokoh pemersatu multikulturalisme di bidang budaya”. Karenanya Kami atas nama pemerintah Kota Batu mengapresiasi kepada pelaku dan penonton seni budaya sebagai suguhan wisata di Kota Batu.
Obah Nggedrug Bumi #5 ini di selenggarakan selama 10 hari berturut turut dari tanggal 1-10 Juli 2024 rata-rata dimulai dari jam 15.00 hingga 23.00 WIB. Peserta dari Aceh, Pakanbaru, Riau, Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, Indramayu, Subang, Majalengka, Temanggung, Magelang, Jogjakarta, Surakarta, Nganjuk, Sidoarjo, Lumajang, Surabaya, Tuban, Bojonegoro, Pasuruan, Probolinggo, Isdtubondo, Jembar, Banyuwangi, Badung, Bali, Blitar, Bangkalan.
Tak ketinggalan dari Malang Raya dari Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang ini semua akan menampilkan ragam macam pagelaran seni tari, seni teater, baca puisi, musik dan kesenian lainnya. Acara Obah Nggedrug Bumi #5 yang di gagas oleh Winarto Pimpinan Malang Dance yang sudah berjalan lima tahun ini ini terbilang rekor paling lama dan spektakuler. Jarang terjadi sebuah perhelatan di gelar selama 10 hari berturut-turut dan maksimal selalu kita saksikan 1 minggu saja.
Selain pagelaran seni, acara juga dilengkapi dengan pameran seni, kirab dan bura’an tumpeng, parade sanggar tari, parade seni sekolah, gebyak seni kerakyatan dan di lengkapi dengan bazar rakyat, workshop seni dan sarasehan. “Tujuan dari Obah Nggedrug Bumi #5 Selain memfasilitasi para pelaku seni budaya ini bisa menjadi ajang temu karya seni dan menjadi tempat untuk menggerakkan UMKM dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya” papar Winarto yang sudah keliling Indonesia dan luar negeri berkat karya-karya seni tarinya.
Terakhir Winarto bersama Ishanta Rahmawati dan Fima Wijaya sebagai tokoh utama keliling pentas Rahwana Mencari Cinta pentas yang ke 45. Sebuah pementasan adaptasi kumpulan puisi Kemelut Cinta Rahwana Karya Prof. Djoko Saryono Dosen Sastra UM. Awal mula Obah Nggedrug Bumi yang pertama hingga ke empat selalu di gelar di musim liburan sekolah di bulan Januari. Obah Nggedrug Bumi pertama 1 hari, kedua 2 hari, ketiga 3 hari ke empat 1 minggu dan yang ke lima ini 10 hari. Kali ini Obah Nggedrug Bumi #5 di gelar bertepatan dengan liburan sekolah pergantian tahun ajaran baru senhingga waktunya lebih lama dan peserta yang berdatangan dari berbagai daerah utamanya anak sekolah lebih bisa mempersiapkan diri lebih matang sekaligus liburan di Kota Batu, Malang dan sekitarnya.
Acara hari pertama sebelum di buka ada kegiatan ritual doa yang di pimpin oleh Ki Soleh Adi Pramono Dalang Wayang Topeng Winarto Ekram dan Tri Broto Wibisono sebagai pengiring doa dn mantra. Selanjutnya di meriahkan kelompok sanduk dari 3 kecamatan di Kota Batu dari Junrejo, Batu dan Bumiaji yang masing masing kelompok kurang lebih berjumlah 50 orang menggoyang Latar seni Winarto Ekram. Tak ketinggalan penampilan dari Sanggar Pelangi Jingga Kota Katu yang menarikan Jaran Monel karya winarto. Tari Topeng Grebeg Sabrang juga di gelar dari Padepokan Seni Mangun Dharma tempat sanggar pertama Winarto belajar menari ke kepada Ki Soleh Adi Pramono sebagai bapak dan guru pertama bagi Winarto.
Tak kalah menarik seniman tari senior dari Surabaya tri Brotyo wibisono dan Dr Tri wahyuningtyas Dosen seni tari UM masing-masing juga memperagakan tari happening art yang menyuguhkan gerak tari jiwa yang menyentuh sukma. Sebuah gerak tari yang sarat dengan makna yang mengekspersikan kehidupan dan manusia agar mampu menyatu dengan alam dan sekitarnya. Winarto berharap dan berpesan kepada siapa saja bahwa ajang seperti ini dapat dilakukan siapa saja tanpa pandang bulu, anak anak dewasa orang tua bisa “ngedrug bumi” mengijakkan kaki di tanah dan obah/bergerak entah menari, joget bersama atau memainkan apa saja yang penting bisa mengekprisikan dirinya sebgai manusia dan bumi sebagai pijakannya.
Untuk pemampilah hari kedua di sore hari dari SDN Punten 01 Kota Batu, SMAN 2 Kota Batu, Sanggar Prameswari Kota Batu dan Malang Dance. Adapaun penampilan malam hari ini dari Kelompok Mlebu Metu Kota Malang, Teater Turah Hananto Solo,, Sekolah Teater Indramayu, Komunitas Sastra Satu Ruang Kota Batu dan teater Asa Jakarta.
Kontributor : KD
Editor : MAH
Dedikasi yang luar biasa dari Pak Winarto menjadi teladan bagi kita generasi penerus untuk terus semangat dalam melestarikan dan mempersatukan budaya lokal sebagai kekayaan bangsa kita.
BalasHapus