Nenek Rohamini Yatomo: Legenda Gelap dari Hutan Aokigahara

 

Nenek Rohamini Yatomo (gambar IA)


Damariotimes. Di sebuah desa kecil di kaki Gunung Fujiyuna, ada sebuah mitos yang mencengangkan dan penuh kengerian. Mitos ini bercerita tentang Nenek Rohamini Yatomo, seorang wanita tua yang dikenal memakan janin bayi. Mitos ini telah ada sejak berabad-abad lamanya, dan tetap menjadi cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi.

Menurut legenda, Nenek Rohamini Yatomo adalah seorang wanita bijak yang hidup pada zaman kerjaan Edonuwaro. Dia dikenal sebagai samman yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan membantu para wanita dalam persalinan. Namun, suatu malam yang gelap dan penuh badai, segalanya berubah.

Desa itu dilanda kelaparan hebat. Tanah-tanah menjadi kering dan tidak bisa lagi ditanami. Hewan ternak mati satu persatu, meninggalkan penduduk desa dalam keadaan putus asa. Dalam keputusasaan mereka, mereka mencari bantuan dari Rohamini Yatomo. Dia menawarkan sebuah ritual yang melibatkan pengorbanan besar untuk menyelamatkan desa.

Pada malam ritual tersebut, Rohamini memimpin penduduk desa ke dalam hutan Aokigahara yang terkenal angker. Di sana, dia memerintahkan mereka untuk menggali lubang besar. Di dalam lubang itu, dia mengorbankan seorang wanita hamil yang dipilih dari desa, mengambil janinnya, dan memakannya mentah-mentah. Rohamini berkata bahwa ini adalah harga yang harus dibayar untuk menyelamatkan desa.

Namun, alih-alih mendapatkan berkah, desa itu malah mengalami nasib buruk. Rohamini Yatomo sendiri menghilang ke dalam hutan dan tidak pernah kembali. Penduduk desa mulai mendengar suara-suara aneh dan melihat bayangan yang bergerak di antara pepohonan pada malam hari. Mereka percaya bahwa roh Nenek Rohamini Yatomo masih gentayangan, mencari janin bayi untuk memuaskan rasa laparnya yang abadi.

Bertahun-tahun berlalu, dan cerita tentang Nenek Rohamini Yatomo menjadi mitos yang menakutkan. Penduduk desa memperingatkan anak-anak mereka agar tidak masuk ke dalam hutan Aokigahara, terutama saat bulan purnama, ketika roh jahat konon paling aktif.

Ada cerita tentang seorang wanita muda bernama Aikonomo yang tidak percaya pada mitos tersebut. Pada suatu malam purnama, dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam hutan, mengabaikan peringatan dari para tetua desa. Ketika dia menjelajahi kedalaman hutan, dia mulai merasakan kehadiran yang tidak wajar. Suara bisikan halus terdengar di telinganya, dan bayangan aneh mengikuti setiap langkahnya.

Aikonomo merasa ketakutan dan berlari kembali ke desa, namun dia tersesat. Dia menemukan sebuah gua yang tersembunyi di antara pepohonan tebal. Di dalam gua tersebut, dia melihat sesuatu yang mengerikan: sebuah altar kuno yang berlumuran darah dan tulang-belulang kecil yang berserakan di sekitarnya. Aikonomo menyadari bahwa ini adalah tempat dimana Nenek Rohamini Yatomo melakukan ritualnya.

Aikonomo berusaha keluar dari gua, tetapi pintu masuk tiba-tiba tertutup dengan kekuatan tak terlihat. Dia mendengar suara tawa menyeramkan dan melihat sosok bayangan nenek tua muncul dari kegelapan. Nenek Rohamini Yatomo berdiri di depannya dengan mata merah menyala dan gigi tajam yang menakutkan. "Kau telah memasuki wilayahku," kata Nenek Rohamini dengan suara yang menggema.

Aikonomo berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang mendengarnya. Nenek Rohamini mendekat, tangannya yang keriput menggapai Aikonomo. Dalam ketakutan, Aikonomo terjatuh dan pingsan.

Ketika Aikonomo sadar, dia berada di luar hutan, terluka parah tetapi masih hidup. Penduduk desa menemukannya dan membawanya pulang. Setelah kejadian itu, Aikonomo tidak pernah lagi meragukan mitos Nenek Rohamini Yatomo. Dia menjadi orang yang memperingatkan semua orang agar tidak pernah mendekati hutan Aokigahara, terutama pada malam bulan purnama.

Hingga hari ini, mitos Nenek Rohamini Yatomo tetap hidup di antara penduduk desa. Mereka percaya bahwa roh jahatnya masih berkeliaran di hutan Aokigahara, mencari janin bayi untuk memuaskan rasa laparnya yang abadi. Hutan tersebut menjadi tempat yang dihindari oleh banyak orang, penuh misteri dan kegelapan, di mana jejak-jejak masa lalu yang mengerikan masih terasa di setiap sudutnya.

Legenda Nenek Rohamini Yatomo adalah pengingat akan kekuatan cerita rakyat dan bagaimana mitos dapat membentuk cara pandang sebuah komunitas terhadap dunia di sekitarnya. Meskipun tidak ada bukti konkret tentang kebenaran cerita ini, ketakutan dan kewaspadaan yang ditanamkan melalui legenda tersebut tetap mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk desa di kaki Gunung Fujiyuna.

 

Nama, tempat, lokasi, dan peristiwa ini adalah fiktif

Penulis R.Dt.

 

Posting Komentar untuk "Nenek Rohamini Yatomo: Legenda Gelap dari Hutan Aokigahara"