Ngadimin (bukan nama sebenarnya) (Foto ist.) |
Damariotimes. Di sebuah kota kecil yang
tenang, terdapat sebuah kejadian yang akan mengubah kehidupan seorang tukang
becak bernama Pak Nadimin. Pada suatu malam yang dingin, ketika angin berhembus
lembut menyapu jalanan sepi, ada seorang tuyul yang lari dari rumah tuannya.
Tuyul ini, yang bernama Cungik, merasa jenuh dan lelah dengan kehidupan mencuri
yang dipaksakan oleh tuannya. Dalam pelariannya, Cungik merasa kebingungan dan
tak tahu kemana harus pergi.
Saat melintasi jalan
yang lengang, Cungik melihat seorang tukang becak yang tampak kelelahan. Pak Nadimin,
dengan wajah lesu, baru saja kembali dari mengayuh becaknya sepanjang hari. Cungik
merasakan iba melihat pria tua itu. Tanpa ragu, ia menghampiri Pak Nadimin dan
memperkenalkan diri.
"Pak, saya Cungik.
Saya adalah tuyul yang kabur dari rumah tuan saya. Saya melihat Bapak lelah
sekali. Bolehkah saya membantu Bapak mencari nafkah?" tanya Cungik dengan
suara lirih.
Pak Nadimin, yang
tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya, awalnya menolak tawaran Cungik.
"Saya tidak bisa menerima bantuan dari tuyul. Saya takut dengan hal-hal
seperti ini," jawab Pak Nadimin dengan gemetar.
Namun, Cungik tidak
menyerah. Dengan tekad bulat, dia berkata, "Saya tidak ingin mencuri lagi,
Pak. Saya ingin membantu Bapak dengan cara yang baik. Tolong beri saya
kesempatan."
Akhirnya, setelah
melihat ketulusan di mata Cungik, Pak Nadimin setuju. Mereka pun berjalan
pulang ke rumah sederhana Pak Nadimin. Selama tinggal di sana, Cungik diajari
oleh Pak Nadimin tentang pentingnya hidup jujur dan bekerja keras. Cungik
dengan senang hati menerima pelajaran itu dan bertekad untuk tidak mencuri
lagi.
Cungik membantu Pak Nadimin
mengerjakan pekerjaan rumah yang berat dan selama ini tidak mampu ditangani
oleh Pak Nadimin seorang diri. Dengan tenaga dan kemampuannya, Cungik membuat
rumah Pak Nadimin menjadi bersih dan tertata rapi. Kehidupan Pak Nadimin pun
perlahan berubah menjadi lebih baik.
Tidak hanya membantu
di rumah, Cungik juga mengajari Pak Nadimin cara mengenali orang-orang yang
memelihara tuyul. Betapa terkejutnya Pak Nadimin ketika mengetahui bahwa
beberapa tetangganya ternyata memelihara tuyul untuk mencari kekayaan. Cungik
menggunakan kemampuan gaibnya untuk membantu Pak Nadimin mengidentifikasi
mereka, sehingga Pak Nadimin bisa lebih waspada dan menjaga diri dari
tetangga-tetangga yang tidak jujur itu.
Lambat laun, kabar
tentang kebaikan hati Pak Nadimin dan tuyul Cungik tersebar di seluruh kota
kecil itu. Orang-orang mulai menghargai kejujuran dan kerja keras Pak Nadimin, dan
banyak yang ingin belajar dari kebaikan hati Cungik. Cungik pun menjadi contoh
bahwa bahkan seorang tuyul pun bisa berubah dan melakukan kebaikan jika diberi
kesempatan dan dididik dengan baik.
Kisah Pak Nadimin
dan Cungik menjadi legenda di kota kecil itu. Mereka menunjukkan bahwa kebaikan
dan kejujuran adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Dan Cungik, tuyul
yang dulu dikenal sebagai pencuri, kini dikenal sebagai tuyul yang berhati
mulia.
Semua nama dan tempat di tulisan ini adalah fiktif.
Penulis : R.Dt.
Posting Komentar untuk "Mistri Tukang Becak Pemelihara Tuyul"