diskusi penelitian ilmiah (gambar IA) |
Damariotimes. Di sebuah apartemen lantai 13,
tepatnya di kamar nomor 1307, tiga mahasiswa jurusan teknik nuklir dari
Universitas Teknologi Jaya telah mendekam selama empat bulan. Mereka adalah Tokayako,
Sintoyakito, dan Buditokiyomo. Ketiga mahasiswa ini berada dalam sekapan
seorang yang dikenal sebagai Kontoyonono, seorang "profesor" yang
kini terungkap sebagai penipu ulung.
Selama empat bulan itu, ketiga mahasiswa ini tidak diperbolehkan melakukan
kontak dengan dunia luar. Mereka harus bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan
sebuah penelitian yang diawasi ketat oleh Kontoyonono. Bahkan, dua bulan
terakhir, hasil penelitian mereka telah dipublikasikan atas nama Kontoyonono
tanpa sepengetahuan mereka. Hasil penelitian itu telah mendapat perhatian luas
di komunitas ilmiah, mengangkat nama Kontoyonono sebagai ahli dalam bidang
rekayasa nuklir.
Namun, niat jahat Kontoyonono tidak berhenti di situ. Dia berencana
menggunakan penelitian mahasiswa tersebut untuk menguasai seluruh program
rekayasa peleburan metal, yang potensial merugikan banyak pihak. Kontoyonono
bermaksud memonopoli teknologi tersebut untuk keuntungan pribadi, tanpa peduli
dampak buruk yang mungkin terjadi pada industri dan masyarakat.
Kekhawatiran mulai timbul dari pihak keluarga ketiga mahasiswa ini. Setelah
berbulan-bulan tidak mendengar kabar dari anak-anak mereka, orang tua Tokayako,
Sintoyakito, dan Buditokiyomo mulai panik. Mereka lalu meminta bantuan kepada
seorang detektif terkenal, Peneliti Mata Intan, untuk menemukan keberadaan
putra-putri mereka yang hilang.
Peneliti Mata Intan, seorang detektif swasta dengan keahlian investigasi
yang tak tertandingi, segera memulai penyelidikannya. Dengan mengandalkan
jaringan informasi yang luas dan kemampuan analisis yang tajam, Mata Intan
mulai merangkai petunjuk-petunjuk yang tersebar. Dia menemukan bahwa ketiga
mahasiswa tersebut terakhir kali terlihat di lingkungan kampus, namun jejak
mereka tiba-tiba menghilang begitu saja.
Setelah beberapa hari menyelidiki, Mata Intan menemukan sebuah apartemen
yang mencurigakan di lantai 13 sebuah gedung tinggi di pusat kota. Kecurigaan
ini didukung oleh laporan dari beberapa tetangga yang sering mendengar suara
mesin dan aktivitas tidak biasa dari kamar 1307. Mata Intan lalu menyusun
rencana untuk memasuki apartemen tersebut tanpa menarik perhatian.
Dengan hati-hati, Mata Intan berhasil masuk ke apartemen itu. Di dalamnya,
dia menemukan ketiga mahasiswa yang terlihat lelah dan kurus. Mereka sedang
bekerja keras di depan komputer dan peralatan laboratorium. Mata Intan segera
memahami situasi tersebut dan memastikan ketiganya aman sebelum melanjutkan
penyelidikan terhadap Kontoyonono.
Kontoyonono, yang pada saat itu sedang berada di dalam apartemen, terkejut
dengan kehadiran Mata Intan. Dia mencoba melarikan diri, namun Mata Intan
dengan cepat menghalanginya. Setelah pertarungan singkat, Kontoyonono akhirnya
berhasil ditangkap. Mata Intan segera menghubungi pihak berwajib untuk
menangani kasus ini lebih lanjut.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa Kontoyonono sebenarnya
bukanlah seorang profesor atau ilmuwan. Dia adalah seorang penipu yang
menggunakan identitas palsu untuk memanfaatkan kecerdasan dan kerja keras
ketiga mahasiswa tersebut. Penelitian yang telah dipublikasikan atas namanya
ternyata murni hasil kerja keras Tokayako, Sintoyakito, dan Buditokiyomo.
Kontoyonono kemudian diadili dan dijatuhi hukuman penjara atas tindakannya.
Penelitian yang telah dipublikasikan atas namanya kemudian direvisi, memberikan
kredit yang layak kepada ketiga mahasiswa tersebut. Keluarga Tokayako, Sintoyakito,
dan Buditokiyomo merasa lega dan bersyukur atas kembalinya anak-anak mereka.
Peneliti Mata Intan, setelah menyelesaikan kasus ini, melanjutkan
pekerjaannya sebagai detektif swasta, dengan reputasi yang semakin kuat sebagai
penegak keadilan yang tak kenal takut. Kasus ini menjadi salah satu dari banyak
kisah heroiknya, menginspirasi banyak orang untuk tetap berani melawan
ketidakadil.
Nama, tokoh,
dan peritiwa dalam cerita ini adalah fiktif
Penulis:
R.Dt.
Posting Komentar untuk "Mistri Terungkapnya Profesor Gadungan"