gerak gemulai tarian (Foto ist.)
Damariotimes. Di desa Tumpang, terdapat sebuah kisah yang membekas di hati penduduk. Kisah seorang gadis bernama Siamah, yang dipasung oleh keluarganya dan akhirnya menjadi roh penari penunggu Kali Lajing.
Siamah adalah gadis
cantik dan berbakat. Sejak kecil, ia suka menari, dan tariannya selalu memukau
siapa saja yang melihatnya. Namun, di balik kecantikannya, Siamah memiliki
kelainan yang membuat keluarganya malu. Siamah sering berbicara sendiri dan
terkadang tertawa tanpa sebab. Orang-orang desa menganggapnya kerasukan roh
jahat.
Ketakutan dan
prasangka membuat keluarga Siamah mengambil keputusan yang kejam. Mereka
memasung Siamah di sebuah ruangan gelap di belakang rumah. Setiap hari, Siamah
hanya bisa melihat dunia luar dari celah kecil di jendela. Hatinya hancur,
namun semangatnya untuk menari tak pernah padam.
Waktu berlalu, namun
Siamah tak kunjung sembuh. Tubuhnya semakin lemah dan akhirnya ia meninggal
dalam kesepian. Keluarga Siamah menguburkannya di dekat Kali Lajing, tempat
yang sering ia kunjungi saat kecil.
Namun, cerita Siamah
tidak berakhir di sana. Malam setelah pemakamannya, penduduk desa mulai
mendengar suara gamelan dari arah Kali Lajing. Suara itu begitu indah, seolah
berasal dari dunia lain. Ketika mereka mendekati kali, mereka melihat bayangan
seorang gadis menari di atas air. Wajahnya samar, namun gerakannya begitu
anggun dan mempesona.
Desas-desus cepat
menyebar bahwa roh Siamah telah kembali. Ia menari di Kali Lajing setiap malam,
meluapkan semua kesedihan dan kesepiannya. Penduduk desa mulai menghormati dan memberikan
sesaji di tepi kali, berharap roh Siamah merasa tenang dan damai.
Meskipun kisah ini
terdengar menyeramkan, penduduk desa tidak merasa takut. Sebaliknya, mereka
merasa kehadiran roh Siamah membawa keindahan tersendiri. Tarian roh Siamah
menjadi simbol harapan dan keindahan di tengah kegelapan.
Siamah, yang dulunya
dipasung dan disisihkan, kini menjadi penari abadi yang menjaga Kali Lajing. Ia
mengingatkan semua orang bahwa di balik setiap kesedihan dan keterasingan,
selalu ada keindahan yang menunggu untuk ditemukan.
Dan begitu malam
tiba, suara gamelan kembali bergema di Kali Lajing. Di sana, di atas air yang
tenang, roh Siamah menari dengan bebas, mengisi malam dengan keindahan dan
cerita abadi.
(Semua kisah ini adalah fiktif)
Penulis: R.Dt.
Posting Komentar untuk "Mistri Penari di Kali Lajing"