Mistri Pembuat Jenang Dodol Ketan Hitam di Desa Lenggong

 

misteri pembuat jenang dodol (Foto ist.)


Damariotimes. Di lereng Gunung Lenggong, terdapat sebuah desa kuno yang bernama Desa Lenggong. Desa ini terpencil dan sulit dijangkau, tetapi penduduknya sangat padat. Setiap keluarga di desa ini memiliki satu kesamaan: mereka semua adalah petani ketan hitam. Ketan hitam yang mereka hasilkan terkenal karena kualitasnya yang luar biasa. Namun, kesuksesan ini tidak datang begitu saja. Ada sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh penduduk desa.

Setiap bulan, para petani di Desa Lenggong melakukan sebuah ritual khusus di Bundhen Mbah Kumbolonggong. Bundhen ini adalah sebuah altar yang didedikasikan untuk arwah seorang leluhur desa yang diyakini memiliki kekuatan magis. Menurut legenda, Mbah Kumbolonggong adalah seorang petani ketan hitam yang sangat sukses dan dihormati karena kemampuannya dalam bercocok tanam.

Ritual tersebut melibatkan sesaji berupa makanan dan minuman yang diletakkan di atas altar. Penduduk desa percaya bahwa Mbah Kumbolonggong akan mendengar permohonan mereka dan membantu mereka dalam bertani. Jika permohonan mereka dikabulkan, pada malam harinya, mereka akan mendengar suara-suara aneh di rumah mereka.

Salah satu keluarga yang sangat taat menjalankan ritual ini adalah keluarga Pak Suryono. Suatu malam, setelah melakukan ritual sesaji, Pak Suryono dan keluarganya terbangun oleh suara-suara di dapur mereka. Dengan hati-hati, mereka mengintip dari balik pintu dan melihat pemandangan yang menakjubkan. Sejumlah pria berpakaian tradisional sedang membuat jenang dodol ketan hitam. Suara mereka yang riang dan gelak tawa memenuhi ruangan.

Meskipun pemandangan itu mengherankan, Pak Suryono dan keluarganya merasa tidak takut. Mereka tahu bahwa ini adalah tanda bahwa permohonan mereka telah dikabulkan. Pada pagi harinya, ketika mereka pergi ke ladang, mereka menemukan tanaman ketan hitam mereka tumbuh subur dan siap untuk dipanen, meskipun seharusnya masih memerlukan beberapa minggu lagi.

Kabar tentang keajaiban ini menyebar dengan cepat di antara penduduk desa. Setiap keluarga yang mengalami kejadian serupa merasa sangat bersyukur dan semakin taat melakukan ritual sesaji. Namun, tidak semua penduduk merasakan keajaiban tersebut. Ada beberapa yang mulai merasa iri dan cemas karena tanaman mereka tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang luar biasa.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Dulino, yang terkenal karena sifatnya yang skeptis, memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh tentang kejadian misterius ini. Ia tidak percaya bahwa arwah Mbah Kumbolonggong benar-benar membantu para petani. Dengan penuh keberanian, Dulino memutuskan untuk mengintai Bundhen Mbah Kumbolonggong pada malam hari, saat tidak ada seorang pun di sana.

Saat tengah malam, Dulino menyelinap ke altar dan bersembunyi di balik semak-semak. Ia menunggu dengan sabar, berharap dapat menemukan petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba, ia melihat seberkas cahaya samar yang muncul di sekitar altar. Cahaya itu semakin terang dan membentuk sosok seorang pria tua yang tampak bijaksana dan penuh wibawa. Sosok itu adalah Mbah Kumbolonggong.

Mbah Kumbolonggong mulai berbicara dengan suara lembut namun tegas. Ia mengungkapkan bahwa keberhasilannya dalam bertani ketan hitam selama hidupnya tidak hanya bergantung pada keterampilan dan kerja keras, tetapi juga pada keharmonisan dengan alam dan rasa syukur yang tulus. Ia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan alam dan sesama manusia.

Dulino tertegun mendengar kata-kata Mbah Kumbolonggong. Ia menyadari bahwa rahasia kesuksesan para petani di desa ini bukanlah semata-mata karena keajaiban, tetapi juga karena sikap mereka yang penuh rasa syukur dan hormat terhadap alam. Dengan hati yang penuh penyesalan, Dulino kembali ke rumah dan berjanji untuk mengubah sikapnya.

Sejak malam itu, Dulino menjadi salah satu petani ketan hitam yang paling sukses di Desa Lenggong. Ia mulai mengikuti ritual sesaji dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur. Tanaman ketan hitamnya tumbuh subur dan hasil panennya melimpah. Desa Lenggong terus berkembang dan ketan hitam mereka semakin terkenal.

Kisah tentang Mbah Kumbolonggong dan jenang dodol ketan hitam tetap hidup dalam legenda desa, mengingatkan setiap generasi tentang pentingnya rasa syukur dan keharmonisan dengan alam. Desa Lenggong, dengan segala misterinya, tetap menjadi tempat yang istimewa di lereng Gunung Lenggong.

 

Nama, tempat, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif

Penulis : R.Dt.

 

 

Posting Komentar untuk "Mistri Pembuat Jenang Dodol Ketan Hitam di Desa Lenggong"