Lokomotif di depan Stasiun Bandung Kota (Foto ist.) |
Damariotimes. Di sebuah desa kecil yang
terletak di pinggiran hutan, terdapat sebuah rel kereta api yang telah lama
tidak digunakan. Rel tersebut membawa kenangan masa lalu ketika kereta api uap
masih mendominasi transportasi. Namun, warga desa selalu menghindari daerah
tersebut, terutama saat malam hari, karena cerita menyeramkan tentang Kepala
Lokomotif Tengah Malam.
Cerita ini bermula
dari seorang insinyur muda bernama Pak Lamidi yang baru saja ditugaskan untuk
memeriksa dan mungkin memperbaiki jalur kereta api tua tersebut. Pak Lamidi,
dengan semangat dan penasaran, memutuskan untuk menyelesaikan tugasnya meski
banyak yang memperingatkannya tentang Kepala Lokomotif Tengah Malam.
Malam itu, Pak Lamidi
membawa peralatan kerjanya dan berjalan menuju rel yang ditinggalkan. Langit
gelap tanpa bintang dan hanya ada cahaya redup dari bulan sabit yang mengintip
dari balik awan. Pak Lamidi mulai memeriksa rel dan suara gemerincing dari
alat-alatnya memecah keheningan malam. Tiba-tiba, dia mendengar suara aneh,
seperti bunyi roda kereta yang bergesekan dengan rel.
Pak Lamidi berhenti
dan mendengarkan dengan seksama. Suara itu semakin mendekat, dan seketika dia
melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku. Di kejauhan, dia melihat sebuah
lokomotif tua yang bergerak tanpa gerbong dan tanpa pengemudi. Lampu depannya
menyala terang, menerangi jalur kereta yang gelap. Pak Lamidi terkejut dan
ketakutan, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takutnya. Dia bersembunyi
di balik semak-semak, berharap untuk mengamati lebih dekat.
Saat lokomotif
mendekat, Pak Lamidi melihat bahwa di bagian depan lokomotif itu terdapat
sebuah kepala manusia yang menyeramkan, seakan mengawasi setiap langkahnya.
Kepala itu adalah milik seorang masinis yang dahulu meninggal tragis dalam
kecelakaan kereta api yang mengerikan di jalur tersebut. Konon, arwah masinis
tersebut terus menghantui jalur kereta api itu, mencari cara untuk
memperingatkan orang-orang agar tidak mengalami nasib yang sama.
Pak Lamidi merasa
merinding, tetapi kemudian dia menyadari sesuatu. Kepala itu tampak seolah-olah
ingin mengatakan sesuatu. Dengan hati-hati, Pak Lamidi mendekati lokomotif dan
memperhatikan dengan seksama. Ternyata, di dekat kepala lokomotif tersebut
terdapat sebuah papan yang bertuliskan pesan dalam huruf-huruf tua yang sudah
pudar: "Hati-hati di jalur ini. Periksa dengan teliti. Keselamatan adalah
prioritas utama."
Pak Lamidi tersadar
bahwa arwah masinis tersebut bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk
memperingatkan dan mengingatkan akan pentingnya keselamatan. Dia mengambil hikmah
dari peristiwa tersebut dan bertekad untuk selalu memastikan keselamatan dalam
pekerjaannya. Lokomotif tua itu kemudian perlahan menghilang, meninggalkan Pak Lamidi
dengan rasa hormat dan tanggung jawab yang baru.
Sejak malam itu, Pak
Lamidi selalu menceritakan kisah Kepala Lokomotif Tengah Malam kepada semua
orang, bukan sebagai cerita menyeramkan, tetapi sebagai pengingat akan
pentingnya keselamatan dan tanggung jawab dalam pekerjaan apa pun.
Nama, tempat, dan peristiwa di dalam cerita ini adalah fiktif
Penulis : R.Dt.
Posting Komentar untuk "Mistri Lokomotif Melaju Tengah Malam"