sumur tua (gambar IA) |
Damariotimes. Di sebuah desa kecil yang
terletak di ujung hutan, terdapat sebuah sumur tua yang dikenal sebagai
"Sumur Keramat". Sumur ini telah ada sejak zaman nenek moyang dan
airnya dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan. Namun, ada satu hal yang
membuat sumur ini berbeda dari yang lain: cerita tentang hantu anak-anak yang
menghuni sumur tersebut.
Penduduk desa
mengatakan bahwa bertahun-tahun yang lalu, saat desa ini masih muda, sekelompok
anak-anak bermain di sekitar sumur. Pada suatu hari yang naas, salah satu anak
tergelincir dan jatuh ke dalam sumur. Anak-anak lainnya mencoba
menyelamatkannya, tetapi mereka juga ikut terjatuh. Tak satu pun dari mereka
yang bisa diselamatkan. Sejak saat itu, penduduk desa sering mendengar tawa
anak-anak di malam hari dan melihat bayangan kecil berlari di sekitar sumur.
Walaupun kisah ini
terdengar menyeramkan, penduduk desa percaya bahwa hantu anak-anak tersebut
tidaklah jahat. Mereka dikenal sering membantu penduduk yang kesulitan
mengambil air, terutama saat musim kemarau tiba.
Suatu hari,
seorang wanita muda bernama Kuntari datang ke sumur tua tersebut. Kuntari
adalah seorang ibu yang baru saja melahirkan dan membutuhkan air bersih untuk
bayinya. Dengan penuh harap, ia membawa ember besar dan menuruni jalan setapak
menuju sumur tua.
Saat tiba di
sumur, Kuntari merasa cemas karena sumur itu begitu dalam dan embernya terlihat
terlalu kecil untuk mencapai air. Dengan hati-hati, ia mulai menurunkan ember
ke dalam sumur menggunakan tali yang sudah tua dan rapuh. Tiba-tiba, tali
tersebut putus dan ember jatuh ke dalam sumur, membuat Kuntari putus asa.
Air matanya mulai
mengalir, dan dengan suara gemetar, ia berbisik, "Tolong, siapapun yang
ada di sini, aku sangat membutuhkan air ini untuk bayiku."
Sejenak, suasana
menjadi hening. Angin malam berhembus lembut, membawa bisikan yang hampir tak
terdengar. Kuntari terkejut saat melihat bayangan anak-anak kecil muncul dari
balik pepohonan. Mereka tampak ceria, seperti sedang bermain-main, namun ada
sesuatu yang berbeda pada mereka seperti bayangan tipis, transparan, dengan
senyum yang begitu tulus.
Salah satu anak
hantu, seorang gadis kecil dengan rambut panjang yang terurai, mendekati Kuntari.
Tanpa berkata apa-apa, gadis kecil itu mengambil ember lain yang ada di dekat
sumur dan dengan mudah menurunkannya ke dalam sumur. Beberapa saat kemudian,
ember itu kembali naik dengan penuh air.
Kuntari terkejut
dan terharu, ia berterima kasih dengan hati yang penuh syukur. "Terima
kasih, terima kasih banyak. Kalian sangat baik."
Anak-anak hantu
itu hanya tersenyum dan perlahan-lahan menghilang kembali ke dalam kegelapan
malam. Sejak saat itu, Kuntari sering kembali ke sumur tua tersebut, selalu
membawa sesuatu sebagai tanda terima kasih—permen, mainan kecil, atau
bunga-bunga liar. Penduduk desa lainnya yang mendengar kisah Kuntari juga mulai
mempersembahkan sesuatu kepada penunggu sumur tua, sebagai rasa terima kasih
atas bantuan mereka.
Kisah tentang
hantu anak-anak di sumur tua menjadi legenda yang hidup di desa itu. Bagi
sebagian orang, mereka adalah sosok menakutkan, namun bagi yang lain, mereka
adalah pelindung dan penolong di saat-saat sulit. Sumur tua itu tetap menjadi
pusat kehidupan desa, dengan airnya yang tak pernah kering dan cerita tentang
penunggu sumurnya yang selalu membantu orang yang membutuhkan.
Nama, tokoh, dan peristiwa ini adalah fiktif
Penulis : R.Dt.
Posting Komentar untuk "Mistri Hantu Anak-Anak Penunggu Sumur Kramat"