Suasana di sekitar daerah di tepian sungai (Foto ist.)
Damariotimes. Di sebuah desa terpencil di Jawa Timur, tersembunyi sebuah tempat yang dikenal dengan nama Gong Belik Mancur. Tempat ini tidak hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena misteri dan cerita mistis yang melingkupinya. Sejak zaman dahulu, Gong Belik Mancur telah menjadi tempat sakral bagi mereka yang mencari pesugihan.
Pesugihan adalah
praktik kuno yang dipercaya dapat mendatangkan kekayaan secara instan. Namun,
kekayaan yang diperoleh dari pesugihan tidaklah gratis. Ada harga yang harus
dibayar, baik itu dalam bentuk pengorbanan atau ritual yang harus dijalani
secara rutin. Di Gong Belik Mancur, ritual yang harus dilakukan oleh mereka
yang berhasil menjadi kaya adalah memberikan sesaji setiap Senin Legi.
Suatu hari, seorang
pemuda bernama Dolimin mendengar cerita tentang Gong Belik Mancur dari seorang
tetua desa. Tertarik dengan janji kekayaan instan, Dolimin memutuskan untuk
mengunjungi tempat tersebut dan mencoba peruntungannya. Dengan niat yang kuat,
ia berendam di air suci Gong Belik Mancur sambil mengucapkan mantra-mantra yang
diajarkan oleh tetua desa.
Beberapa minggu
setelah ritual tersebut, kehidupan Dolimin berubah drastis. Usahanya berkembang
pesat, dan ternaknya berkembang biak dengan cepat. Keluarga dan tetangganya
merasa kagum dengan kesuksesan mendadaknya. Dolimin pun mulai hidup dalam
kemewahan yang selama ini hanya ada dalam mimpinya.
Namun, kebahagiaan Dolimin
tidak berlangsung lama. Suatu hari, ia lupa memberikan sesaji di hari Senin
Legi. Hanya dalam beberapa hari, ternak-ternak yang menjadi sumber kekayaannya
mulai mati satu per satu. Dolimin panik dan segera pergi ke Gong Belik Mancur
untuk memperbaiki kesalahannya. Ia memberikan sesaji yang lebih besar dari
biasanya, berharap kutukan tersebut akan hilang.
Tetapi, kejadian
yang sama terulang setiap kali Dolimin lupa atau terlambat memberikan sesaji.
Ternak-ternaknya mati dan kekayaannya mulai menghilang. Dolimin sadar bahwa
kutukan dari Gong Belik Mancur bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Ia harus
tetap setia pada ritual tersebut jika ingin mempertahankan kekayaannya.
Suatu malam, saat Dolimin
sedang tertidur, ia bermimpi bertemu dengan penjaga Gong Belik Mancur. Dalam
mimpinya, penjaga tersebut memberi peringatan bahwa pesugihan yang ia ambil
memiliki konsekuensi yang tidak bisa dihindari. Penjaga itu berkata,
"Kekayaan yang kamu miliki hanyalah ilusi. Jika kamu tidak setia pada
sesaji, kutukan ini akan terus menghantuimu. Kekayaan sejati hanya datang dari
kerja keras dan niat baik."
Dolimin terbangun
dengan keringat dingin mengucur di dahinya. Ia merasa ketakutan dan menyesali
keputusannya untuk mencari pesugihan. Namun, ia juga menyadari bahwa ia tidak
bisa mengembalikan waktu dan harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya.
Dari hari itu, Dolimin
tidak pernah lagi lupa memberikan sesaji setiap Senin Legi. Namun, hidupnya
tidak pernah tenang. Ia selalu dibayangi oleh ketakutan akan kutukan yang bisa
datang kapan saja jika ia lalai. Meskipun ia masih kaya, namun hatinya tidak
pernah benar-benar bahagia. Setiap kali ia melihat Gong Belik Mancur, ia merasa
seperti melihat cerminan dari keserakahannya sendiri.
Kisah misteri Gong
Belik Mancur menjadi pelajaran bagi penduduk desa dan siapa pun yang
mendengarnya. Kekayaan instan yang diperoleh melalui jalan pintas tidak pernah
membawa kebahagiaan sejati. Hanya melalui kerja keras, kejujuran, dan niat
baik, seseorang bisa meraih kesuksesan yang sesungguhnya tanpa harus dibayangi
oleh kutukan dan ketakutan.
Cerita ini adalah fiktif, tidak ada hubungannya nama
tempat dan nama orang
Penulis: R.Dt.
Posting Komentar untuk "Misteri Kutukan Pesugihan Gong Belik Mancur"