mistri buaya putih (gambar IA) |
Damariotimes. Di sebuah desa kecil yang
dikelilingi hutan lebat dan sungai yang tenang, ada sebuah kisah misterius yang
menyelimuti penduduknya selama berpuluh-puluh tahun. Kisah ini bukan sekadar
cerita untuk menakut-nakuti anak-anak, tetapi sebuah legenda yang dirasakan
nyata oleh semua orang di desa itu.
Dulu, ada seorang
pemuda nelayan bernama Arkantua. Dia dikenal sebagai pemuda yang rajin dan
tampan. Setiap hari, Arkantua bekerja keras menangkap ikan di sungai untuk
menghidupi dirinya dan ibunya yang sudah tua. Walaupun hidup dalam
kesederhanaan, Arkantua memiliki hati yang besar dan selalu membantu siapa saja
yang membutuhkan. Suatu hari, Arkantua jatuh cinta pada seorang gadis cantik
bernama Saritawati. Saritawati adalah putri seorang pedagang kaya di desa itu.
Kecantikan dan kebaikan hati Saritawati membuat Arkantua merasa hidupnya lebih
bermakna.
Arkantua dengan
segala keberaniannya mengumpulkan tekad untuk melamar Saritawati. Namun, ketika
ia datang ke rumah Saritawati dan menyatakan niatnya, orang tua Saritawati
menolak dengan kasar. Mereka menghina Arkantua, meremehkan pekerjaannya sebagai
nelayan, dan menganggapnya tidak pantas untuk putri mereka yang cantik dan
terhormat. Hinaan dan cemoohan itu sangat melukai hati Arkantua. Dengan
keputusasaan yang mendalam, Arkantua berlari menuju sungai yang menjadi saksi
bisu perjuangan hidupnya. Di sana, ia menangis sejadi-jadinya, meratapi
nasibnya yang malang.
Pada malam yang
gelap tanpa bulan, Arkantua menyeburkan dirinya ke dalam sungai. Tubuhnya
menghilang ditelan air yang dingin. Konon, pada malam itu juga, roh Arkantua
tidak diterima oleh alam baka. Kesedihannya begitu mendalam hingga mengubah
dirinya menjadi seekor buaya putih yang besar dan menyeramkan. Buaya ini
dikenal sebagai Penjaga Cinta yang Terluka.
Sejak saat itu,
setiap kali ada pria di desa tersebut yang memiliki anak gadis yang hendak
menikah, buaya putih itu muncul dari sungai. Dikatakan bahwa buaya itu akan
memangsa pria tersebut sebagai balas dendam atas penghinaan dan penolakan yang
pernah diterima Arkantua. Kejadian aneh dan menyeramkan ini membuat banyak
orang merasa takut dan gelisah.
Malam itu, ketika
seorang pria bernama Banutaman hendak menikahkan putrinya, desas-desus tentang
kemunculan buaya putih kembali terdengar. Penduduk desa ketakutan dan
memperingatkan Banutaman untuk berhati-hati. Namun, Banutaman tidak percaya
pada cerita-cerita lama dan menganggapnya sebagai takhayul belaka. Ia tetap
melanjutkan rencana pernikahan putrinya tanpa rasa takut sedikit pun.
Pada malam sebelum
pernikahan, Banutaman bermimpi buruk. Ia melihat bayangan besar berwarna putih
mendekat dan merasakan kehadiran yang dingin dan mengerikan. Ketika terbangun,
keringat dingin membasahi tubuhnya. Di luar, suara gemuruh air sungai terdengar
semakin jelas. Banutaman merasa gelisah dan tidak bisa tidur lagi.
Keesokan harinya,
pernikahan putrinya tetap berlangsung dengan meriah. Namun, ketika pesta usai
dan malam tiba, Banutaman merasakan kegelisahan yang luar biasa. Ia memutuskan
untuk berjalan-jalan di sekitar sungai untuk menenangkan pikirannya. Tanpa
disadari, langkah-langkahnya membawanya ke tepi sungai yang tenang itu.
Tiba-tiba, dari
dalam kegelapan air sungai, muncul sosok buaya putih yang besar. Matanya
bersinar merah menyala, penuh dengan dendam dan kesedihan. Banutaman terpaku
ketakutan, tidak mampu bergerak. Buaya itu bergerak mendekat dengan lambat,
seolah menikmati setiap detik ketakutan Banutaman.
Dalam sekejap mata,
buaya itu menyerang dengan kecepatan yang luar biasa. Suara air yang terpecah
dan jeritan Banutaman menggema di seluruh desa. Penduduk yang mendengar suara
itu segera berlari menuju sungai, tetapi mereka hanya menemukan air yang
tenang, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Sejak malam itu,
penduduk desa tidak pernah melihat Banutaman lagi. Mereka percaya bahwa buaya
putih Penjaga Cinta yang Terluka telah mengambilnya sebagai korban. Legenda
buaya putih terus hidup dan menjadi peringatan bagi semua orang di desa
tersebut. Setiap kali ada yang akan menikahkan anak gadisnya, mereka selalu
mengingat kisah Arkantua dan berhati-hati agar tidak mengalami nasib yang sama.
Sungai itu kini
menjadi tempat yang penuh misteri, di mana roh seorang pemuda yang terluka
menjaga cintanya yang tak tersampaikan. Kisah ini menjadi legenda yang
menakutkan, mengingatkan semua orang bahwa cinta yang disakiti bisa mengubah
nasib seseorang menjadi kutukan yang abadi.
Nama, tempat, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif
Penulis : R.Dt.
Posting Komentar untuk "Misteri Buaya Putih Penjaga Cinta yang Terluka"