Thak-thakan sebagai seni pertunjukan ritual (Foto ist.) |
Damariotimes. Thak-Thakan
merupakan salah satu kesenian tradisional yang dimiliki oleh orang di Jawa.
Selain dikenal sebagai bagian dari ritual dan upacara adat, kesenian ini juga
memiliki tokoh-tokoh yang sarat dengan makna simbolik. Berikut adalah analisis
pengertian dari tokoh-tokoh Thak-Thakan dalam perspektif kosmologi Keblat Papat
Lima Pancer.
Tokoh-tokoh
Thak-Thakan
- Thak-Thakan (Wetan - Timur). Thak-Thakan
yang ditempatkan di arah timur (wetan) seringkali melambangkan awal mula
atau kelahiran. Dalam tradisi Jawa, timur adalah arah matahari terbit,
simbol dari permulaan dan harapan baru. Tokoh Thak-Thakan yang ditempatkan
di timur ini dapat diartikan sebagai simbol dari energi dan semangat baru
yang mengawali setiap ritual atau upacara.
- Wewe Gombel (Kidul -
Selatan). Tokoh Wewe Gombel yang
ditempatkan di arah selatan (kidul) memiliki konotasi yang lebih
menakutkan dan misterius. Wewe Gombel dalam mitologi Jawa adalah sosok
hantu perempuan yang sering dikaitkan dengan kegelapan dan bahaya. Selatan
dalam pandangan kosmologi Jawa seringkali dikaitkan dengan dunia bawah
atau akhir kehidupan. Kehadiran Wewe Gombel dalam Thak-Thakan dapat
diartikan sebagai peringatan akan bahaya dan pengingat akan siklus
kehidupan dan kematian.
- Gondoruwo (Kulon - Barat). Gondoruwo
yang ditempatkan di arah barat (kulon) melambangkan kekuatan gaib dan
mistis. Barat adalah arah matahari terbenam, seringkali dikaitkan dengan
penutupan dan akhir. Gondoruwo, sebagai makhluk gaib dalam tradisi Jawa,
menggambarkan kekuatan yang tak terlihat namun nyata adanya. Penempatan
Gondoruwo di barat dapat diartikan sebagai perlindungan dari kekuatan gaib
yang menjaga keseimbangan alam semesta.
- Kirik-Kekek (Lor - Utara). Tokoh
Kirik-Kekek yang ditempatkan di arah utara (lor) melambangkan kekuatan dan
keberanian. Utara dalam tradisi Jawa sering dikaitkan dengan kekuatan dan
kestabilan. Kirik-Kekek, yang sering diartikan sebagai sosok hewan yang berani,
melambangkan keteguhan dan keberanian dalam menghadapi segala tantangan.
Kehadiran Kirik-Kekek dalam Thak-Thakan menunjukkan pentingnya keberanian
dan kekuatan dalam menjalani kehidupan.
- Penggambuh atau Pawang
(Pancer - Pusat). Penggambuh atau pawang yang
ditempatkan di pusat (pancer) merupakan tokoh yang berfungsi sebagai
penghubung antara dunia fisik dan dunia spiritual. Pusat dalam kosmologi
Jawa adalah tempat keseimbangan dan titik tengah dari segala sesuatu.
Penggambuh atau pawang, yang juga disebut sebagai lare angon (anak
gembala), memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dan
keselarasan dalam ritual. Tokoh ini melambangkan kepemimpinan dan
kebijaksanaan dalam mengarahkan energi dan kekuatan alam semesta.
Kesimpulan
Tokoh-tokoh dalam Thak-Thakan tidak hanya sekedar
karakter dalam sebuah pertunjukan, tetapi masing-masing memiliki makna simbolik
yang mendalam. Mereka merefleksikan berbagai aspek kehidupan, dari awal hingga
akhir, dari kekuatan yang terlihat hingga yang tak terlihat, dan dari
keberanian hingga kebijaksanaan. Melalui Thak-Thakan, orang Jawa mengartikulasikan pandangan kosmologi mereka yang
kompleks dan kaya, menggabungkan elemen-elemen kosmik dan spiritual ke dalam
satu kesatuan artistik yang harmonis.
Posting Komentar untuk "Tokoh-tokoh Thak-Thakan dalam Perspektif Kosmologi Keblat Papat Lima Pancer"