seni pertunjukan secara digital (sumber fimela.com) |
Damariotimes. Dunia pendidikan seni tari di Indonesia
yang mulai mentrasformasikan pola pengajaran klasik tradisional di era tahun
1980-an. Di tengah metode pengajaran klasik konvensional yang masih
mendominasi, tuntutan inovasi dan relevansi di era digital kini menjadi pemikiran
yang tidak dapat dielekan. Artikel ini akan membahas beberapa keterampilan baru sebagai
upaya pengembangan pendidikan seni tari yang berpotensi mengubah cara
belajar, dan mengajar seni tari secara akademik.
1. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi digital menawarkan segudang sarana untuk meningkatkan
pembelajaran seni tari. Mahasiswa program studi seni tari dapat memanfaatkan perangkat
lunak animasi 3D untuk memvisualisasikan koreografi, aplikasi editing video
untuk mempresentasikan karya tari secara inovatif, dan platform online
untuk berkolaborasi dengan seniman lain di seluruh dunia.
Contoh: Mahasiswa seni tari dapat menggunakan perangkat lunak Motion Builder untuk menciptakan karakter virtual yang menari sesuai dengan koreografi yang mereka buat. Selanjutnya, karakter virtual tersebut dapat dianimasikan dan diintegrasikan ke dalam pementasan tari yang memanfaatkan teknologi "augmented reality" (AR) atau "virtual reality" (VR).
2. Literasi Digital dan Media Sosial
Keterampilan dalam memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya
menjadi bekal penting bagi bagi guru seni tari masa kini. Mahasiswa seni tari perlu
memahami bagaimana cara mengemas dan mempresentasikan karya tari secara menarik
di media sosial.
Contoh:
Mahasiswa seni tari dapat
membuat video singkat yang menampilkan gerakan tari mereka diiringi musik kekinian
dan diunggah ke platform seperti Instagram,TikTok, Youtube. Hal ini dapat
membantu mereka menjangkau audiens yang lebih luas dan turut serta dalam tren
tari yang sedang digandrungi masyarakat masyarakat diera digital.
3. Riset dan Kajian Tari Kontemporer
Selain penguasaan teknik tari klasik, pengembangan wawasan teoritis dan
analitis mutlak diperlukan. Mahasiswa Pendidikan seni tari perlu dibekali dengan
kompetensi riset dan kajian terhadap perkembangan etnografi digital, publikasi
digital, serta teori-teori etnovidiografi (Etnovideografi sendiri memiliki makna yang sama seperti
Etnografi yang juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari
masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, perpindahan tempat
tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual) yang mutakhir.
Contoh: Mahasiswa
tari dapat melakukan penelitian mengenai pengaruh media sosial terhadap
popularitas gaya tari tertentu atau menganalisis koreografi dari seniman tari
kontemporer atau etnik
yang menonjol untuk mengidentifikasi konsep dan teknik yang memiliki nilai-nilai budaya.
4. Keterampilan Manajemen dan Wirausaha
Tak hanya piawai dalam menari, lulusan pendidikan seni tari perlu memiliki
bekal untuk berkarya secara mandiri. Keterampilan manajemen, seperti pemasaran
dan perencanaan keuangan, dapat membantu seniman tari memasarkan karya mereka dan
membangun karier profesional yang berkelanjutan.
Contoh:
Mahasiswa Pendidikan seni
tari dapat belajar mengenai strategi pemasaran digital untuk mempromosikan
pertunjukan tari atau mengikuti pelatihan kewirausahaan untuk mengembangkan
bisnis yang berkaitan dengan seni tari, seperti pembuatan kostum tari atau
pengelolaan studio tari, atau magan pada seniman tari profesional.
5. Kolaborasi Interdisipliner: Seni Tari dan Bidang Lain
Pendidikan seni tari perlu membuka diri terhadap kolaborasi dengan bidang
ilmu lain. Mahasiswa tari dapat belajar dasar-dasar ilmu lain seperti teknologi
informasi, psikologi, atau filsafat untuk memperkaya perspektif mereka dan
memunculkan karya tari yang lebih inovatif dan bermakna.
Contoh:
Mahasiswa tari dapat berkolaborasi dengan mahasiswa jurusan teknologi informasi
untuk mengembangkan aplikasi pemandu belajar tari interaktif, atau bekerja sama
dengan mahasiswa jurusan psikologi untuk mengeksplorasi aspek psikologis dari
gerakan tari dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi penonton.
Transformasi Melalui Skill Baru
Skill-skill baru ini tidak bertujuan untuk menggantikan metode pengajaran
konvensional, melainkan untuk melengkapinya. Dengan mengintegrasikan pendekatan
inovatif di ranah digital, media sosial, riset, manajemen, dan kolaborasi
interdisipliner, pendidikan seni tari akan mampu menghasilkan seniman tari yang
lebih adaptif, kreatif, dan siap berkarya di era yang serba digital ini.
Penulis : Robby
Hidajat
Editor : MAH
ide yang bagus ke depan diperlukan kreativitas berbasis digital dalam pembelajaran tari serta kolaborasi kajian tari dari berbagai disiplin ilmu
BalasHapusBaik menambah kritis berpikir untuk upaya pengembangan pendidikan sebi tari mulai dari pemanfaatan teknologi, literasi digital dan medsos,riset dan kajian tari kontemporer, keterampilan manajemen dan wirausaha kolaborasi interdesipliner serta transformasi melalui skill baru untuk menggantikan metode pengajaran konvensional
BalasHapusPendidikan tari Indonesia kini mengadopsi teknologi digital dan media sosial untuk inovasi pembelajaran dan perluasan jangkauan karya.
BalasHapus