Yuwawira Dwipantara dalam versi dokumentasi (Foto ist,) |
Damariotimes. Koreografi Yuwawira Dwipantara menghadirkan perjalanan melalui spirit budaya
Indonesia dan estetika Timur, yaitu
keseimbangan, dan rasa. Dalam upaya untuk mengungkapkan keindahan dan makna yang
terkandung di balik gerakannya, otokritik ini bertujuan
untuk mendalami dan mengevaluasi setiap aspek koreografi yang telah dihadirkan.
Pertama, tema yang diusung
oleh koreografi ini merupakan perpaduan antara esensi Kepahlawanan Nusantara
dan kekuatan generasi muda. Namun, kendati tema yang diangkat telah menjadi
bagian integral dari budaya Indonesia, masih ada kebutuhan untuk menjaga
konsistensi dan ketepatan dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan, hal ini benar-benar terus menjadi obsesi saya.
Yuwawira Dwipantara dalam HARDIKNAS 2923 |
Dari segi inovasi,
koreografi ini mengadaptasi seni pertunjukan Kecak Ramayana yang telah dikenal secara global, bahkan dengan sengaja ditujukan untuk
menjadi inspirasi, dan aspirasi. Namun, tantangan
terletak pada kemampuan untuk menghadirkan sesuatu yang benar-benar baru dan
unik dalam menggambarkan tema kekuatan wanita perkasa dan perjuangan generasi
muda untuk masa depan Indoensia.
Selain daripada itu, eksekusi teknis juga menjadi fokus dalam penilaian kritik
ini. Koreografi yang melibatkan banyak penari memerlukan tingkat koordinasi,
ketepatan waktu, dan keselarasan yang tinggi. Hal ini penting untuk menciptakan
kesan yang kuat dan harmonis bagi penonton.
Dalam aspek visual,
deskripsi kostum dan nuansa eksotis memberikan dimensi yang menarik. Namun,
evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa kostum dan visual
tersebut mendukung tema secara menyeluruh dan memberikan kesan estetika Timur
yang mendalam.
Kesinambungan narasi
dari awal hingga akhir tampilan juga menjadi poin penting dalam kritik
ini. Saya menyadari, bahwa koreografi harus mampu
menjaga kohesi dan kesinambungan dalam menyampaikan narasi
gerak yang
disampaikan kepada penonton.
Terakhir, kolaborasi dan
kontribusi dari berbagai pihak juga menjadi sorotan. Meskipun kolaborasi dengan
berbagai pihak merupakan hal yang positif, namun perlu dievaluasi sejauh mana
kontribusi masing-masing pihak berpengaruh dalam mencapai kesuksesan koreografi
secara artistik. Dengan menggali dan mengevaluasi setiap aspek tersebut,
diharapkan koreografi Yuwawira Dwipantara dapat terus berkembang dan
meningkatkan kualitas artistiknya, sambil memperkaya pengalaman estetika Timur
bagi penonton yang menyaksikannya.
Penulis:
Robby Hidajat
Editor : MAH
Posting Komentar untuk "Menyelami Spirit Estetika Timur: otokritis terhadap Koreografi Yuwawira Dwipantara"