Damariotimes. Banyak ragam macam cara orang atau komunitas mengekspresikan Hari Tari Dunia. Sejak 1982 Unesco menetapkan tgl 29 sebagai Hari Tari Dunia, sejak saat itu hingga sekarang para penari merayakan dalam berbagai bentuk acara dan event unik, menarik dan meriah. Di Kota Malang, Peringatan Hari Tari Dunia di rayakan 2 hari Malang Menari Mberot Gembira yang di gagas oleh Dr. Roby Hidajat. M.Sn.
Peringatan Hari Tari Sedunia di Kota Malang ini dikolaborasikan antara Fakultas Sastra Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang dengan Kampung Budaya Polowijen tanggal 29 April 2024 di UM dan 30 April 2024 di KBP. Peringatan Hari Tari Dunia 2 hari di Malang utamanya di KBP melibatkan banyak sanggar atau kelompok kesenian lainnya.
“Malang ini keseniannya banyak dan beragam, baik seni tradisi maupun kontemporer, setidaknya hari tari itu mereka bisa merayakan bersama sekaligus melestarikan kesenian asli Malangnya”. Selama 2 hari menari di UM dan KBP dengan tema Mberot Gembira itu menandakan bahwa menjaga tradisi itu harus gembira salah satunya bantengan, jaranan, topengan termasuk tari tari lainnya.
Acara sangat meriah karena di hadiri oleh dua group Bantengan Putra Manunggal Rajendra Shankar Polowijen dan Nandaka Sri Rajasa Jabung. Selain itu banyak penari multi talenta juga meramaikan panggung mulai dari tari Remo, tari Beskalan Putri Malang, tari Beskalan Lanang, tari Jaran Monel, tari oglek, tari Topeng Sabrang, tari topeng Bapang, tari topeng ragil kuning, gambyong parianom, tari Anoman, dll.
Kegiatan hari tari dunia di KBP (foto ist.) |
Mberot gembira di KBP (foto ist.) |
Penampilan lain dari Cak Marsam seniman ngidung jula juli Malangan turut hadir dan mengajak ngidung bersama yang bertemakan tentang Peringatan Hari Tari Sedunia. Kata Marsam yang juga seniman ludruk “Seni pertunjukan salah satunya ludruk itu juga membutuhkan tari, disitu ada tari Beskalan, Ngremo, Tandakan, jadi kesenian apapun itu butuh tari, karenanya hari tari wajib kita peringati”. Ungkap Marsang yang terkenal dengan seniman ngidung jalanan.
Penampilan jaranan dari Group Bantengan Nandaka Sri Rajasa Jabung tampil memukai dan mengajak kepada semua pengunjung dan penonton di KBP untuk menari jaranan bersama. Kebetulan di KBP ada kunjungan sekitar 200 orang dari SMA Litle Sun Scholl Surabaya. Pengunjung selain di bagikan jaranan untuk dibuat menari dengan mengikuti koreografi dari kelompok jaranan, mereka juga mewarnai jaranan sekaligus mendapatkan edukasi tentang kesenian jaranan dan bantengan. Edukasi tentang Bantengan di sampaikan oleh Ki Lelono, pawang bantengan tradisional / kasik dari Kota batu.
Menurut Ki Demang istilah mberot dalam dunia bantengan mengacu pada kondisi dimana pemain yang memegang replika kepala banteng dapat ‘mengamuk’ atau menyerang penonton. “tapi untuk peringatan hari tari Sedunia ini maka pemain mengajak berjoget bersama sambil mempersilakan penonton memainkan banten mengikuti sesuai irama”. Para pemain dan pecinta bantengan perlu mengkolaborasikan bantengan dengan kesenian lainnya, karena bantengan nyata lebih banyak penggemarnya.
Event ini kita jadikan ajang untuk mensosialisasikan bahwa ini Hari Tari Dunia maka pemain bantengan boleh menajak penonton memegang banteng dan ikut menari agar mereka bisa merasakan sensasi bantengan bersama. Selain itu Mberot Gembira itu juga memperkenalkan bantengan saja yang tidak harus seram, menakutkan, menyerang dan kalapan. Tapi bantengan dapat di jadikan sebagai wahana cinta seni dan budaya kita. Terang Ki Demang pria yang bernama asli Isa Wahyudi.
Reporter : KD
Editor : MAH
Kesenian mberot saat ini menjadi marak dikalangan masyarakat, tetapi tidak sedikit juga yang belum mengetahui bentuk pertunjukan dari kesenian mberot itu sendiri. Dengan adanya artikel ini, para pembaca setidaknya mengetahui tentang apa itu kesenian mberot dan bagaimana bentuk pertunjukan nya
BalasHapus