Evaluasi Koreografi Bantengan pada Festival Bantengan Kecamatan Kedungkandang Kota Malang: Potensi dan Tantangan

 

Camat Kedungkandang menyerahkan kepala banteng tanda pembukaan festival (Foto ist.)


Damariotimes. Penampilan kelompok Bantengan pada Festival Bantengan Kecamatan Kedungkandang Kota Malang memperlihatkan variasi dalam kualitas dan konsep koreografi yang disajikan. Evaluasi ini mencermati setiap kelompok berdasarkan penampilan mereka dalam festival tersebut.

 

1.      Putro Singo Ludro Kelompok ini menampilkan pola ritmik yang konsisten, dengan fokus pada interaksi berpasangan yang menarik. Namun, terdapat kekurangan dalam kerjasama antara unsur topeng, banteng, dan tukang seblak yang masih perlu diperbaiki. Pola koreografi yang unik dan kostum pembanteng yang lebih tertata rapi dapat meningkatkan kesan keseluruhan penampilan.

2.      Putra Angling Darmo Penampilan kelompok ini memiliki daya tarik awal yang baik, tetapi kekurangan terlihat pada variasi formasi dan kurangnya motivasi dalam pengembangan koreografi. Meskipun demikian, karakter bantengnnya memiliki potensi yang dapat ditingkatkan untuk menciptakan penampilan yang lebih mengesankan.

3.      Lembu Alas Breng Koreografi kelompok ini mengandalkan pola frontal dan gerakan serempak ke depan, dengan karakteristik pendekar atau tukang seblak yang menonjol. Formasi bantengan yang kuat memberikan daya tarik tersendiri, meskipun perlu pembenahan pada karakter banteng agar lebih menggambarkan kekuatan dan keunikan dari pertunjukan ini.

4.      Roso Sri Sejati Penampilan kelompok ini kurang terkoordinasi secara teknis, terutama dalam pengaturan formasi dan interaksi antar anggota kelompok. Konsep koreografi yang masih sederhana dan kurangnya motivasi dari tukang seblak dapat mempengaruhi keseluruhan kesan pertunjukan. Diperlukan peningkatan dalam merancang pola tampilan yang lebih terstruktur dan menarik perhatian.

5.      Putro Eyang Sentono Kelompok ini menghadapi tantangan dalam menciptakan penampilan yang mengesankan dari awal hingga akhir pertunjukan. Kurangnya konsep koreografi yang jelas dan kurangnya kekuatan atraksi dari tukang seblak menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas keseluruhan penampilan.

 

Secara keseluruhan, setiap kelompok menunjukkan potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas penampilan Bantengan. Pengembangan konsep koreografi yang unik, kerjasama yang lebih strategis antar elemen pertunjukan, dan peningkatan dalam karakterisasi setiap elemen pertunjukan dapat membawa penampilan Bantengan pada tingkat yang lebih tinggi dalam festival-festival mendatang.

Evaluator juri : Robby Hidajat

Editor : MAH

 

Posting Komentar untuk "Evaluasi Koreografi Bantengan pada Festival Bantengan Kecamatan Kedungkandang Kota Malang: Potensi dan Tantangan"