Pembelajaran Sosial dan Emosional di Sekolah

        Damariotimes. Kesadaran akan proses pendidikan yang dapat memandu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara keseluruhan telah lama menjadi perhatian para pendidik. Pemahaman ini bermula dari teori kecerdasan emosional Daniel Goleman yang diperkenalkan oleh CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) pada tahun 1995 sebagai konsep pembelajaran sosial dan emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan kerangka CASEL dikembangkan oleh Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik, peneliti, dan asisten anak. PSE berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan anak yang positif melalui program yang terkoordinasi antara seluruh pihak dalam komunitas sekolah.
Penulis melakukan presentasi dan berdiskusi dengan rekan guru (foto ist.)
        Selain itu dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional terdapat empat indikator, yaitu: 
  1. Pembelajaran Eksplisit: Model pembelajaran yang menekankan pada pendekatan personal antara guru dan siswa sehingga siswa dengan bimbingan guru dapat lebih memahami materi yang diajarkan.
  2. Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik: Untuk mengintegrasikan KSE ke dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan kompetensi sosial-emosional dapat dimasukkan ke dalam materi akademik serta konten pembelajaran dan strategi pembelajaran musik, seni, dan pendidikan jasmani.
  3. Penciptaan iklim kelas dan sekolah: Indikator pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional yang ketiga adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. Salah satu upaya untuk mengubah lingkungan sekolah (iklim kelas dan sekolah) adalah melalui praktik guru dan cara mereka berinteraksi dengan siswa, atau dengan mengubah peraturan dan harapan sekolah.
  4. Penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan disekolah dan serta merefleksikannya: Penguatan kompetensi sosial emosional pendidik sekolah dan tenaga kependidikan merupakan salah satu indikator penting pembelajaran sosial emosional di sekolah. Pendidik dan staf kependidikan memerlukan kesempatan rutin untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat.
        Sehingga dalam topik Pembelajaran Sosial dan Emosional ini penulis memberikan pemahaman dan mendiskusikan dengan guru lain. Hal ini bertujuan untuk saling berbagi satu sama lain untuk meningkatkan dan menciptakan pembelajaran yang diinginkan oleh siswa sesuai profil pelajar Pancasila.
 
 
 
Kontributor : Widha Ayu Rima M., M.Pd.
Editor          : MAH

1 komentar untuk "Pembelajaran Sosial dan Emosional di Sekolah"

  1. Artikel ini menyajikan informasi tentang penyajian emosional dan sosial di sekolah.

    BalasHapus