Warung Nasi Pak Pras di Lorong gang buntu (Foto ist.) |
Damariotimes. Di tengah hiruk pikuk Kota Malang, terdapat sebuah
warisan kuliner yang telah menjadi bagian dari sejarah kota ini sejak tahun
1960-an. Warung nasi sederhana yang terletak di Lorong Gang Buntu, Jalan
Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, adalah bukti nyata dari ketekunan dan
keuletan Pak Pras dalam menjaga tradisi kuliner keluarganya.
Awal mula dari warung nasi ini bermula dari orang tua Pak
Pras, yang mewariskan kepadanya sebuah warung sederhana namun penuh makna.
Kini, bersama istrinya, Pak Pras mengelola warung tersebut dengan penuh
kebersamaan dan kesyukuran. Mereka mengakui bahwa menjalankan usaha ini
bukanlah perkara mudah, terutama di masa-masa sulit seperti sekarang ini.
Namun, mereka bersyukur karena usaha ini mampu memberikan penghidupan yang layak
bagi keluarganya.
Lokasi warung yang strategis, berada di sebelah selatan
toko kue Gaya Baru dan tepat di depan Menara BRI Kota Malang, membuat warung
ini menjadi tempat singgah yang tak terpisahkan bagi para pekerja dan
pengunjung sekitar. Meski terletak di gang sempit, warung ini telah menjadi
bagian dari kehidupan lima rumah sekitarnya, termasuk rumah Pak Pras sendiri.
Penduduk sekitar dengan tulus memahami bahwa keberadaan warung ini sudah
menjadi bagian tak terpisahkan dari lingkungan mereka.
Menu unggulan dari warung Pak Pras adalah nasi pecel,
rawon, dan soto, tiga hidangan khas yang menjadi favorit di kalangan para
pekerja toko dan pengunjung sepanjang Jalan Sukoharjo, Kecamatan Sukun.
Kehadiran warung Pak Pras bukan hanya sekadar tempat makan, tetapi juga menjadi
harapan bagi para pekerja yang tidak memiliki banyak waktu untuk istirahat.
Keprihatinan Pak Pras terhadap nasib warungnya juga menjadi cermin dari
kepeduliannya terhadap para pelanggannya. Ia berharap agar warung ini tetap
dapat beroperasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mereka.
Meski telah mengelola warung ini selama kurang lebih 30
tahun sejak kepergian orang tuanya, Pak Pras tetap menjalani setiap harinya
dengan penuh semangat, pasrah, dan syukur. Keputusannya untuk istirahat pada
hari Minggu juga menjadi bentuk perhatiannya terhadap keluarga dan keseimbangan
hidup. Kini, dengan anak-anaknya yang sudah memiliki pekerjaan sendiri, Pak
Pras merasa bahagia karena usahanya dapat membantu membangun masa depan yang
lebih baik bagi keluarganya.
Dengan segala perjuangan dan ketulusan yang dimiliki, Pak
Pras dan warung nasi sederhana di Lorong Gang Buntu menjadi salah satu bagian
tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kota Malang. Mereka tidak hanya
menjual hidangan lezat, tetapi juga membangun hubungan yang erat dengan
pelanggan dan lingkungan sekitar, menjadi contoh nyata dari keberhasilan dan
keberlanjutan sebuah usaha warisan kuliner yang bernilai tinggi.
Reporter : R.Dt.
Editor : MAH
Posting Komentar untuk "Pak Pras, Pewaris Warung Nasi di Lorong Gang Buntu Kota Malang"