Mengurai Faktor Penurunan Kritik Tari di Kota Malang

 


diskusi seni tari yang dapat dilakukan setiap saat (Foto ist,)



Damariotimes. Dalam beberapa dekade terakhir, Kota Malang mengalami penurunan yang signifikan dalam aktivitas kritik terhadap seni tari. Fenomena ini menjadi sorotan karena kontrasnya dengan masa lalu, di mana Kota Malang dikenal sebagai pusat subur percaturan diskusi dan kritik seni tari pada era sebelum berkembangnya pusat-pusat pendidikan seni tari di Kota Malang. Analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan ini mengungkap beberapa hal yang patut dipertimbangkan.

Pertama, perubahan paradigma dalam pendidikan seni tari. Sebelum adanya pusat-pusat pendidikan seni tari, kritik seni tari menjadi semacam kegiatan intelektual yang memanfaatkan keberadaan kritikus dan komunitas seniman lokal. Namun, dengan berkembangnya pendidikan seni tari formal, peran kritikus bisa jadi tergantikan oleh proses evaluasi internal yang lebih tertutup.

Kedua, perkembangan media komunikasi telah memainkan peran signifikan dalam mengecilkan ruang bagi kritik tari. Di era digital ini, informasi dapat tersebar dengan cepat dan luas, namun juga seringkali mengalami reduksi dalam kedalaman analisis. Hal ini bisa menyebabkan kurangnya minat publik terhadap kritik seni tari yang lebih mendalam.

Selain itu, faktor minat dan preferensi masyarakat juga menjadi pertimbangan penting. Dengan adanya perubahan tren budaya dan minat generasi muda yang lebih cenderung pada aktivitas digital dan hiburan modern, minat terhadap seni tari dan apresiasi terhadap kritiknya pun ikut bergeser.

Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi hambatan dalam menggelar pertunjukan seni tari yang diikuti dengan bedah karya. Tanpa fasilitas yang memadai, upaya untuk menghidupkan kembali ruang kritik seni tari bisa menjadi sulit dilakukan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, tantangan untuk menghidupkan kembali kritik seni tari di Kota Malang menjadi semakin kompleks. Diperlukan strategi yang holistik dan kolaboratif antara komunitas seni, lembaga pendidikan, media massa, dan pemerintah untuk merespons perubahan zaman dan membangun kembali ruang kritik seni yang relevan dan dinamis.

 

Reporter  : R.Dt.

Editor      : MAH

 

Posting Komentar untuk "Mengurai Faktor Penurunan Kritik Tari di Kota Malang"