Buku Langka : Wayang Topeng Malang dari Dusun Kedungmonggo

Buku Wayang Topeng Malang karya Robby Hidajat yang sudah langka (Foto ist.)

Damariotimes. Buku langka karya Dr. Robby Hidajat, M.Sn., menggambarkan wayang topeng di Dusun Kedungmonggo sebagai lebih dari sekadar seni pertunjukan. Ia menyoroti kompleksitas pemahaman sosial, filosofis, dan struktural masyarakat tersebut, menjadikannya perwujudan yang dalam tentang keselarasan antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam pandangan mereka.

Pertunjukan wayang topeng tidak hanya menyajikan seni visual yang memukau. Struktur rumah tiga bagian yang menjadi simbolisasi triloka, mencerminkan pemahaman akan dimensi-dimensi alam semesta yang saling terkait, terutama dalam hubungan vertikal antara langit, bumi, dan dunia bawah.

Dalam adegan pertunjukan, tokoh-tokoh seperti Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji menggambarkan dualisme dan keselarasan antara berbagai entitas, termasuk antara maskulin dan feminin, serta hal-hal transendental dan profan. Hal ini tercermin dalam gerakan, warna, dan penokohan yang menampilkan kompleksitas hubungan di alam semesta.

Konsep empat juga menjadi fokus penting, menunjukkan pemahaman masyarakat Dusun Kedungmonggo terhadap orientasi ruang, waktu, dan posisi dalam kehidupan sehari-hari. Filosofi dan mitologi menjadi landasan yang kuat dalam pertunjukan wayang topeng, terutama dalam hubungannya dengan keyakinan akan adanya roh dan pelindung desa.

Masyarakat Dusun Kedungmonggo memahami pertunjukan wayang topeng sebagai cerminan dari kompleksitas pemahaman akan hubungan sosial, struktural, filosofis, dan spiritual dalam kehidupan mereka. Fenomena ini bukan hanya tentang seni tradisional, tetapi juga tentang identitas dan pandangan dunia yang dalam, terkait erat dengan akar budaya dan keyakinan yang membentuk esensi dari kehidupan mereka sehari-hari.

Buku ini memberikan wawasan yang mendalam dan memukau tentang betapa dalamnya nilai-nilai budaya lokal dapat tercermin dalam seni pertunjukan tradisional seperti wayang topeng di Dusun Kedungmonggo.

Reporter : H. Gumelar

Editor : MAH