Tari Topeng Malang (Kedungmonggo) Lakon Panji Mangun Candi

 

Tampilan pembukaan tari Patih (Foto ist,)


       Damariotimes. Alkisah raja Kerajaan Banjarmasin yang bernama Prabu Klana Kudobareng, seorang  raja yang gagah perkasa “Godheg Simbar dhodho” dengan  kegagahannya ia ingin mempersunting Dewi Sekartaji dari kerajaan Jenggala Manik sebagai permaisuri.

Dengan semangat mengebu-ngebu Prabu Klana Kudobarang berangkat  menuju Kerajaan Jenggala Manik bersama Patih dan para punggawanya. Setelah tiba  di kerajaan Jenggala Manik langsung saja masuk kekaputren dan mamaksa Dewi Sekartaji untuk bersedia ikut kekerajaan Banjarmasin, akan tetapi Dewi Sekartaji tidak bersedia dan melarikan diri ke tempat pembangunan candi. Sampai di tempat pembangunan candi, Dewi Sekartaji bertemu dengan Panji Asmarabangun yang sedang membangun candi.

Selanjutnya Prabu Klono Kudobarang berperang  melawan Panji Asmarabangun. Dalam peperangan yang dasyar, Panji Asmarabangun berhasil mengalahkan Prabu Klana Kudobarang. Kemudian Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji bertemu kembali dan berbahagia.

Para Pendukung: Mas Suroso, Hedri Budiarto, Dwi Handoyo,  Slamet, Andik, Galuh, Kamdani, Raimun H, Eko Ujang Hariadi, Ririn Budi Hartini,Mariam, Suwito Hs.  Pengrawit: Kasdu, Karjanik,Samnirun, Tari, Samadiyantok, Panijan, Piakun, Bambang Utoyo, Dayim,  Tugas Suprayogi, Dalang Ki Karimoen Pariyo, Swarawati: Nyi Sumarsih.

Dipentaskan di Pekan Temu Budaya 1997 di Yogyakarta

Reporter : R.Dt.

Editor     : MAH


1 komentar untuk "Tari Topeng Malang (Kedungmonggo) Lakon Panji Mangun Candi"

  1. Tari ini menghidupkan kembali kisah epik melalui gerakan topeng tradisional. Pentas ini menampilkan perpaduan seni, sejarah, dan mitologi, serta memperkuat warisan budaya Malang.

    BalasHapus