SOSOK SEORANG ”G U R U” A J Soehardjo (bagian 1)

 






Prof. Drs. AJ. Soehardjo "sang Guru" (Foto ist.)

             Damariotimes. Beliaulah (red.Prof. Drs. AJ. Soehardjo) yang selalu berbaju putih di setiap mengajar. Itu merupakan suatu penanda bahwa beliau memang jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Seorang guru juga sebagai motivator. Hal ini saya rasakan saat saya menyusun skripsi, dibimbing oleh beliau cukup satu bulan selesai, dan seterusnya di lanjutkan ke pembimbing kedua, yakni Bp. Drs I Made Suru. Proses pembimbingan skripsi itu dengan tahapan sebagai berikut. Saya mengajukan tiga judul ke beliau, dan segera beliau memilih salah satu dari tiga judul tersebut. Saya ditugasi untuk memperbaiki kalimat judul skripsi, sekaligus dituntut untuk menyerahkan Bab satu (pendahuluan), dengan waktu satu minggu kehadapan. Saya memberi jawaban “iya bapak”. Pasca itu, sesuai dengan janji saya, Bab satu selesai dalam waktu satu minggu, dan saya serahkan kepada beliau,  diterima dengan baik, dan beliau menjelaskan bahwa “oke, saya baca dulu, tiga hari sudah saya kembalikan, dan saat itu Bab dua, juga harus engkau serahkan padaku”. Wah bikin mumet juga. Alhamdulilah, saya siap dan tiga hari berikutnya Bab dua sudah saya serahkan. Saat menerima Bab dua. Beliau juga menuturkan sebagai berikut “tolong kalimatnya yang kau tulis itu diperbaiki, dan tiga hari berikutnya tulisanmu Bab dua, saya kembalikan, dan tolong tulis Bab tiga, secepatnya”. Begitulah seterusnya, sehingga satu bulan penuh pembimbingan skripsi untuk Sarjana Muda, selesai dibimbing oleh sang Guru Bp. A J Soehardjo.

              Yaa… ialah, namun demikian sebagai manusia, tentu ada kelebihan dan kekurangannya.

                Sebagai salah satu mahasiswanya, saya merasa di bimbing di berbgai hal, yakni masalah kepegawaian, kejujuran dan ketegasan. Bagaimana tidak, saya sebagai dosen baru, yang berafiliasi dari Guru SD-SMP PPSP IKIP MALANG, dan melimpah di Jurusan Pendidikan Senirupa, saat itu saya juga masih harus mengajar di lebaga itu, dan saya juga mempunyai SMA swasta di Ampelgading. Sehingga dalam menjalankan tugas sebagai Dosen, saya sering mencuri waktu untuk membagi tugas di tiga lembaga. Hal ini saya lalukan dengan tanpa ijin kepada Ketua Jurusan, yang waktu itu dijabat oleh beliau Bp. Drs. A J Soehardjo. Setelah ketahuan sikap kancil saya, yang mencuri waktu untuk melakukan tugas di tiga lembaga, saya mendapatkan “surat merah jambu”, itu surat bukannya surat cinta, tetapi surat teguran keras.

 

Kontributor : Dr. Mistaram, M.Pd.

Editor           : R. Dayat

 

Posting Komentar untuk "SOSOK SEORANG ”G U R U” A J Soehardjo (bagian 1) "