Prof. Drs. AJ. Soehardjo "sang Guru" (Foto ist.) |
Damariotimes.
Beliaulah (red.Prof. Drs. AJ. Soehardjo) yang selalu berbaju putih di setiap
mengajar. Itu merupakan suatu penanda bahwa beliau memang jujur dalam
menjalankan tugasnya sebagai guru. Seorang guru juga sebagai motivator. Hal ini
saya rasakan saat saya menyusun skripsi, dibimbing oleh beliau cukup satu bulan
selesai, dan seterusnya di lanjutkan ke pembimbing kedua, yakni Bp. Drs I Made
Suru. Proses pembimbingan skripsi itu dengan tahapan sebagai berikut. Saya
mengajukan tiga judul ke beliau, dan segera beliau memilih salah satu dari tiga
judul tersebut. Saya ditugasi untuk memperbaiki kalimat judul skripsi,
sekaligus dituntut untuk menyerahkan Bab satu (pendahuluan), dengan waktu satu
minggu kehadapan. Saya memberi jawaban “iya bapak”. Pasca itu, sesuai dengan
janji saya, Bab satu selesai dalam waktu satu minggu, dan saya serahkan kepada
beliau, diterima dengan baik, dan beliau
menjelaskan bahwa “oke, saya baca dulu, tiga hari sudah saya kembalikan, dan
saat itu Bab dua, juga harus engkau serahkan padaku”. Wah bikin mumet juga.
Alhamdulilah, saya siap dan tiga hari berikutnya Bab dua sudah saya serahkan.
Saat menerima Bab dua. Beliau juga menuturkan sebagai berikut “tolong
kalimatnya yang kau tulis itu diperbaiki, dan tiga hari berikutnya tulisanmu
Bab dua, saya kembalikan, dan tolong tulis Bab tiga, secepatnya”. Begitulah
seterusnya, sehingga satu bulan penuh pembimbingan skripsi untuk Sarjana Muda,
selesai dibimbing oleh sang Guru Bp. A J Soehardjo.
Yaa… ialah, namun demikian sebagai
manusia, tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Sebagai salah satu mahasiswanya,
saya merasa di bimbing di berbgai hal, yakni masalah kepegawaian, kejujuran dan
ketegasan. Bagaimana tidak, saya sebagai dosen baru, yang berafiliasi dari Guru
SD-SMP PPSP IKIP MALANG, dan melimpah di Jurusan Pendidikan Senirupa, saat itu
saya juga masih harus mengajar di lebaga itu, dan saya juga mempunyai SMA
swasta di Ampelgading. Sehingga dalam menjalankan tugas sebagai Dosen, saya
sering mencuri waktu untuk membagi tugas di tiga lembaga. Hal ini saya lalukan
dengan tanpa ijin kepada Ketua Jurusan, yang waktu itu dijabat oleh beliau Bp.
Drs. A J Soehardjo. Setelah ketahuan sikap kancil saya, yang mencuri waktu
untuk melakukan tugas di tiga lembaga, saya mendapatkan “surat merah jambu”,
itu surat bukannya surat cinta, tetapi surat teguran keras.
Kontributor :
Dr. Mistaram, M.Pd.
Editor : R. Dayat
Posting Komentar untuk "SOSOK SEORANG ”G U R U” A J Soehardjo (bagian 1) "