Foto ritual performansces di Kampung Warna Warni (Foto ist.) |
Damariotimes. Di malam yang penuh makna, tepat pada Jum'at Pahing malam Sabtu
Pon, tanggal 26 Februari 2024, seorang perenang jiwa yang mencari kedamaian
mendapati dirinya di Patirtan Jolotundo. Purnama sasi terakhir bulan ruah,
sebagian besar menyaksikan ritual yang khusyuk dan indah di dalam kolam suci
tersebut.
Bagi banyak orang, masa depan selalu membawa ketidakpastian, dan tahun 2024 adalah tidak terkecuali. Menyusuri perjalanan panjang yang penuh dengan rintangan, setiap tempat yang dikunjungi oleh pelaku perjalanan ini memberikan petunjuk tentang pentingnya mencari keseimbangan dan perlindungan, terutama dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Patirtan Jolotundo, di bawah cahaya bulan purnama yang menggoda, menjadi tempat di mana pengalaman spiritual mencapai puncaknya. Pada pukul 00.50, di tengah heningnya malam, sebuah tarian ritual digelar di dalam kolam suci. Bayangan bulan purnama yang memantul di permukaan air menciptakan suasana magis yang sulit untuk dilupakan. Di sekelilingnya, cincin cahaya bulan yang keemasan melingkarinya, seolah memberikan perlindungan ekstra terhadap kegelapan yang mengancam.
Pelaku perjalanan
tersebut dengan penuh kesadaran menari dalam harmoni dengan alam. Setiap
gerakan dipenuhi dengan doa-doa yang dipanjatkan untuk keselamatan dan
kesejahteraan semua makhluk di masa mendatang. Meskipun banyak prediksi buruk
yang menggema dari para tokoh masyarakat tentang tahun yang akan datang, ritual
ini adalah upaya untuk menyatukan diri dengan alam dan sang pencipta.
Tradisi Jawa
menyebutkan bahwa tahun yang akan datang adalah tahun Dal. Sebuah hitungan
waktu yang dianggap penting dan menentukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
setiap langkah yang diambil di malam bulan purnama ini, harapan tersemat untuk
mendapatkan keadilan yang adil dari Sang Pencipta. Ini bukan hanya sebuah
ritual kosong, tetapi merupakan ekspresi dari kekuatan doa dan ketabahan
manusia di tengah-tengah ketidakpastian masa depan.
Dalam suasana yang
khusyuk dan hening, pelaku perjalanan ini menegaskan komitmennya untuk
menjalani setiap detiknya dalam harmoni dengan alam. Meskipun dikelilingi oleh
prediksi bencana dan kegelisahan, ia memilih untuk percaya bahwa keadilan akan
diberikan oleh Sang Pencipta yang Maha Bijaksana. Ritual Purnama di Patirtan
Jolotundo bukan hanya sekadar sebuah upacara, tetapi sebuah manifesto dari
kekuatan manusia untuk mencari kedamaian dan keseimbangan di tengah dinamika
alam yang kadang tidak terduga.
Konteributor
: Ny Dadak Purwa
Editor : R.Dt.
Posting Komentar untuk "Ritual Purnama: Doa dan Harapan di Tengah Telaga Keheningan pada Tahun Dal"