Penampilan Wayang Wong Sanggar Mahalawu dari Magetan (Foto ist.) |
Damariotimes. Danar Hendratmoko, seorang pemimpin dari Sanggar Mahalawu
asal Magetan yang ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Provinsi untuk pentas di Taman
Krida Budaya Malang, menceritakan perjalanannya yang panjang dalam dunia seni
wayang orang. Dengan lebih dari 6 tahun pengalaman bersama timnya, sejak 2018
hingga kini, Danar telah mendalami seni tradisional ini setelah lulus dari ISI
Surakarta.
Dalam pertunjukan "Anoman Duta", Danar berperan
sebagai Rahwana, tokoh antagonis yang penuh ambisi dan cinta, namun dianggap
tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya. Rahwana menjadi simbol kejahatan dalam
cerita, yang sering kali memunculkan konflik, terutama dalam usahanya merebut
Sinta, istri dari Rama.
Persiapan sebelum pertunjukan sangat penting bagi Danar
dan timnya. Mencari pemeran dalam wayang orang sangatlah terbatas. Proses
latihan dilakukan sebanyak 10 kali, dengan 5 kali pertemuan untuk ekplorasi
gerak dan 5 kali berproses bersama pemusik. Kendala muncul terutama dari
kegiatan masing-masing pemain yang mayoritasnya adalah petani dan peternak,
serta dari aspek teknis seperti pemahaman dalam manajemen produksi.
Bagi Danar, terus bergerak dan berkarya adalah kunci
dalam menjaga keberlangsungan seni tradisional. Menjadi pemain wayang orang
memberikan pengalaman memuaskan dan membanggakan baginya. Danar berharap dapat
terus berkontribusi dalam melestarikan seni tradisional ini untuk generasi
mendatang, serta berharap agar wayang orang tetap relevan dan mampu bersaing
dengan kesenian modern saat ini.
Penjelaskan dari Danar Hendratmoko memberikan wawasan berharga tentang
dunia seni pertunjukan wayang orang. Dedikasinya terhadap seni tradisional ini
menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin lebih memahami dan menghargai
budaya Indonesia.
Konteribusi : Mhas Program
Pendidikan Seni Pertunjukan (PSP) T3
Editor : MAH
Posting Komentar untuk "Dedikasi Danar Hendratmoko: Mengangkat Tradisi Wayang Orang di Era Modern"