Pertarungan Antara Kebaikan dan Keburukan dalam Atraksi Tari Barong di Bali


Tampilan Barong (Foto ist.)

         Damariotimes. 24 Feberuari 2024. Atraksi tari Barong Kunti Sraya di Bali menggambarkan kisah perjuangan Dewa Siwa yang terikat di tengah hutan dan hampir menjadi korban persembahan Rangda oleh ibunya yang kemasukan roh jahat, Dewi Kunti. Namun, berkat turunnya Dewa Siwa, anugerah keabadian diberikan kepadanya, sehingga Rangda tidak mampu membunuhnya. Bahkan Rangda menyerah dan memohon untuk dibebaskan dari kutukan, yang kemudian dipenuhi oleh Sadewa, sehingga Rangda mengalami moksa.

Namun, seorang pengikut Rangda bernama Kalika memohon untuk diselamatkan juga, namun permohonannya ditolak. Pertarungan sengit pun terjadi antara Sadewa yang berubah menjadi Barong dan Kalika yang menjelma menjadi Rangda. Keduanya memiliki kekuatan yang seimbang sehingga tidak dapat saling mengalahkan.

Para pengikut Sadewa kemudian bergabung dalam pertarungan dengan senjata keris, namun satu per satu dikalahkan oleh Rangda. Bahkan mereka disihir sehingga menyerang diri sendiri. Namun atas kehendak Sang Maha Kuasa, para pengikut Barong diberi kekuatan sehingga kebal.

Tari Barong Kunti Sraya merupakan bagian dari seni pertunjukan yang diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara di Bali. Meskipun awalnya merupakan tari sakral untuk upacara ritual, dalam perkembangannya, tari Barong dikemas menjadi sajian bagi wisatawan dengan lakon yang berbeda, seperti tari Barong dan Keris.

Atraksi ini mengisahkan perseteruan abadi antara Barong sebagai simbol kebaikan dan Rangda yang memanifestasikan keburukan. Keduanya terlibat dalam pertarungan tak berkesudahan yang melambangkan keseimbangan antara kebaikan dan keburukan dalam kehidupan. Meskipun demikian, tari ini juga mencerminkan konflik antara dua unsur sepadan dalam ajaran Tantra, yang mencoba membuka hubungan dengan dunia gaib.

Tari Barong dan Keris mengemas cerita dalam lima babak, dengan atraksi mendebarkan dari para penari yang menunjukkan kekebalan tubuh terhadap tusukan keris menjadi bagian yang ditunggu-tunggu oleh penonton. Meskipun tidak disakralkan, unsur magis dan gaib tetap dipergunakan untuk mendukung pertunjukkan tari ini.

 

Reporter  : R. Dayat

Editor       : MAH

 

Posting Komentar untuk "Pertarungan Antara Kebaikan dan Keburukan dalam Atraksi Tari Barong di Bali"