Kecak Ramayana yang sangat digemari oleh wisatawan (Foto ist.)
Damariotimes. Di Bali, seni wisata telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan budaya yang kaya. Hampir satu abad telah berlalu sejak seni-seni seperti Tari Barong, Tari Keris, dan Tari Kecak menjadi ikon yang menghiasi kancah internasional. Namun, di balik gemerlapnya panggung seni, terdapat tantangan besar yang dihadapi oleh para seniman Bali dalam menjaga kesakralan tradisi mereka.
Pementasan seni
wisata di berbagai wilayah Bali menjadi daya tarik utama bagi wisatawan
domestik maupun mancanegara. Namun, di tengah popularitas yang meningkat,
seniman Bali berkomitmen untuk mempertahankan keaslian dan kesakralan dari
tarian-tarian tradisional mereka. Mereka menyadari bahwa seni wisata rentan
terhadap sekularisasi, terutama karena tampilannya yang sering terpisah dari
konteks upacara ritual keagamaan.
Pertunjukan seni
wisata, meskipun memukau bagi para penonton, menghadapi tekanan dari
inovasi-inovasi baru yang dianggap perlu dalam menghadapi persaingan antar
pengelola sentra seni wisata. Misalnya, pertunjukan Barong yang biasanya
melibatkan lebih dari lima puluh penari, seringkali mendapat tekanan untuk
mempertimbangkan kembali skala dan kualitasnya. Terdapat pandangan bahwa
beberapa wisatawan mungkin tidak sepenuhnya menghargai atau memahami esensi
dari pertunjukan tersebut.
Fenomena ini
menimbulkan keprihatinan bagi sebagian pihak, termasuk peneliti yang secara
diam-diam mengamati dan menganalisis dinamika perilaku para seniman seni wisata
di Bali. Adanya perhatian terhadap perubahan-perubahan tersebut menunjukkan
pentingnya mempertahankan integritas seni tradisional dalam menghadapi
tantangan modernitas.
Dengan demikian,
menjaga keseimbangan antara inovasi yang diperlukan untuk tetap relevan dalam
industri pariwisata yang berkembang pesat dan menjaga akar tradisi yang kaya
menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh seniman Bali dalam mengawal
keberadaan seni wisata mereka.
Reporter : R. Dayat
Editor :
MAH
Posting Komentar untuk "Mengawal Kehadiran Seni Wisata Bali: Antara Tradisi dan Tantangan Modernitas"