Damariotimes, 6 Feberuari 2024. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Jawa Timur, melalui UPT. Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan
Kesenian, menggelar acara FGD (Focus Group Discussion) dengan tema:
Identifikasi Kesenian Kurang Berkembang di Jawa Timur guna mendapatkan solusi
teknis terkait pembinaannya. Untuk tahap
persiapannya, dilakukan rapat koordinasi melalui platform Zoom Meeting pada
selasa, 6 Februari 2024, acara ini dibuka oleh Ka. UPT. Ibu Dra. Susariningsih,
M.M, yang didampingi oleh Kepala Seksi Laboratorium Kesenian: Abdullah Afif,
S.E., M.M, dan Staf Bagus Ragil, S.Sn., Indra Sakti, S.Sn., dan Daryanto.
Adapun yang menjadi narasumber untuk acara FGD ialah
beberapa pakar di bidang kesenian, antara lain Dr. Aris Setiawan dari ISI
Surakarta dan Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dari Universitas Negeri Malang, dan Amri, S.Sn.,praktisi pemerhati kesenian, dan
penggerak budaya.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk merumuskan konsep
dan desain yang mampu mengakomodasi target FGD identifikasi kesenian yang
menghadapi kepunahan di Jawa Timur. Amri, S.Sn. membahas realitas kinerja Dinas
yang membidangi Kebudayaan di Kabupaten-Kota se-Jawa Timur, yang dianggap belum
melibatkan kerjasama lintas sektoral secara optimal.
Dr. Aris Setiawan memberikan saran untuk
memprioritaskan identifikasi terhadap kesenian yang sudah punah, hampir punah,
dan yang akan punah. Ia menyoroti bahwa keberlanjutan kesenian dihadapkan pada
berbagai kendala, seperti kurangnya dukungan masyarakat dan ketidakmampuan
untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Aris Setiawan memberikan contoh kinerja mahasiswa program
S-2 penciptaan seni ISI Surakarta, yang berhasil menghidupkan kembali kesenian
yang mengalami kendala teknis atau sosial di masyarakat.
Dalam konteks tersebut, Dr. Robby Hidajat menunjukkan
pentingnya menumbuhkan kesenian yang mengalami kendala dalam kelangsungan
hidupnya, bahkan juga menekankan pentingnya persiapan konsep praktis untuk
melaksanakan FGD yang akan diselenggarakan di bulan Maret, yaitu kegiatan untuk
mengidentifikasi kesenian yang mengalami kepunahan di Jawa Timur. Hal ini
mencakup undangan secara jelas kepada stakeholder yang terlibat, termasuk
pejabat dinas yang memiliki pemahaman mendalam terkait kesenian, seniman yang
kompeten, dan unsur dinas lintas sektoral.
Dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait,
diharapkan identifikasi kesenian yang punah dapat dilaksanakan secara
sistematis dan terencana. FGD ini diharapkan menjadi langkah awal untuk
menyelamatkan dan mengembangkan warisan budaya seni yang kaya di Jawa Timur.
Reporter : H. Gumelar
Editor : MAH
Posting Komentar untuk "Identifikasi Kesenian Kurang Berkembang di Jawa Timur: FGD DISBUDPAR Jawa Timur"