Petani di Probolinggo Beralih tanam Jagung (Foto ist.)
Damariotimes; 27 Januari 2024. Perubahan cuaca yang tak terduga telah menciptakan dinamika baru di dunia pertanian Probolinggo. Petani yang biasanya mengelola taman padi kini terpaksa beralih ke tanaman jagung sebagai respons terhadap ketidakpastian cuaca yang semakin meningkat.
Cuaca yang sulit diprediksi telah memberikan dampak
signifikan pada para petani di Probolinggo. Seiring dengan perubahan ini,
banyak petani memutuskan untuk mengubah taman padi mereka menjadi taman jagung,
tanaman yang lebih tahan terhadap variasi cuaca.
perbincangan para petani menyikapi cuasa yang tidak menentu (Foto ist.) |
Namun, adaptasi ini tidak hanya menyangkut perubahan
jenis tanaman. Harga jagung yang sebelumnya stabil mengalami lonjakan yang
cukup dramatis. Biasanya dijual dengan harga Rp. 5.000,- per kilogram, kini
harga jagung mencapai Rp. 10.000,- per kilogram. Hal ini tentu menjadi berita
baik bagi para petani, yang melihatnya sebagai peluang untuk mendapatkan
keuntungan lebih besar.
"Selain itu, ini sangat menguntungkan. Jika ingin
dijadikan jagung rebus, maka jagung dapat dipanen setelah berumur 65 hari. Jika
ingin dijual kering, maka tunggu hingga menua yaitu sekitar 90 hari. Bahkan
batang pohonnya juga dapat dijual untuk pakan sapi," jelas salah satu
petani di Probolinggo.
Dengan perubahan ini, petani tidak hanya mendapatkan
keuntungan dari peningkatan harga jagung, tetapi juga menemukan cara baru untuk
memanfaatkan setiap bagian tanaman jagung. Strategi ini membuktikan bahwa dalam
menghadapi perubahan cuaca dan tantangan ekonomi, adaptasi dan inovasi menjadi
kunci kesuksesan.
Situasi ini mengajarkan pelajaran berharga bahwa di tengah ketidakpastian cuaca, petani Probolinggo mampu bertransformasi dan mengambil peluang untuk meraih kesuksesan baru dalam dunia pertanian.
Konteributor : Nur Ramadani
Editor : MAH
Posting Komentar untuk "Tantangan Cuaca di Probolinggo: Petani Beralih dari Taman Padi ke Taman Jagung"