motif batik Jlamprang yang di temukan di pasar besar kota Malang (Foto ist.) |
Batik Jlamprang
pada tahun 1990-an di Malang masih sangat banyak, dan diminati oleh masyarakat.
Namun kini sudah tidak dapat diumpai lagi motif yang tradisional. Hal ini tidak
banyak yang mengetahui perjalanan kesejarahan tentang batik tersebut, salah
satu sisi cerita tentang sejarah batik Jlamprang sebagai berikut.
Sejarah Batik Jlamprang sepanjang
abad
ke-17, padaa saat VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)
mendirikan basis perdagangan di Pekalongan, Jawa Tengah. VOC membawa batik dari
India, dan menjualnya di Jawa.
Kain-kain batik yang diperdagangkan itu memotivasi para pengrajin batik Pekalongan
untuk menciptakan motif-motif batik yang khas,
salah satunya adalah motif batik Jlamprang.
Pekalongan, yang dijuluki "Kota Batik," merayakan
identitasnya dengan branding tersebut sejak tahun 2011. Kota ini memiliki batik
khas bernama 'batik pesisiran,' yang membedakan warna dan motifnya dari batik
Yogyakarta atau Surakarta. Salah satu motif unik adalah Jlamprang, salah satu
dari lima motif asli yang awalnya diciptakan untuk menggantikan motif India
pola kain tenun patola.
Batik Jlamprang meraih ketenaran di kalangan orang Belanda dan kelas menengah pribumi. Populer tidak hanya di tanah air, tetapi juga diekspor ke Eropa dan Amerika. Kualitas dan keunikan motifnya membuatnya diminati di pasar internasional.
Ketika Indonesia merdeka,produksi Batik Jlamprang merosot karena krisis ekonomi dan minimnya dukungan pemerintah terhadap industri batik. Namun, pada tahun 1970-an, Pemerintah Indonesia memberikan dukungan dan promosi, menghidupkan kembali gemerlap Batik Jlamprang Pekalongan.
Batik Jlamprang Pekalongan tetap menjadi favorit di Indonesia dan diekspor ke seluruh dunia. Sebagai produk ekspor, keindahan motifnya juga dipertahankan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, khitanan, dan upacara keagamaan.
Meskipun masyarakat setempat memahami sejarah Jlamprang dan memanfaatkannya dalam produksi dan penggunaan batik, motif ini mulai dilupakan oleh pembeli umum. Terlihat bahwa selera konsumen lebih cenderung kepada motif populer dan bergaya dibandingkan dengan motif geometris yang lebih tradisional.
Reporter : R. Dayat
editor : Muhammad Affaf Hasiymy
Posting Komentar untuk "Batik Jlamprang Pekalongan: Unik dan Semakin Langka"