Damariotimes. Hal yang tidak bisa
dielakkan dalam implementasi merdeka belajar pada kurikulum Merdeka adalah
pembelajaran berdefensiasi (Differentiated Instruction). Pembelajaran berdiferensiasi adalah
suatu pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan
kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa
diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode
pengajaran, dan penilaian. Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi
adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi maksimal
mereka dan merasa termotivasi dalam proses belajar.
Pembelajaran Berdiferensiasi yang diterapkan di SMK Negeri 6 Malang (Foto Ist.) |
Dalam pendekatan diferensiasi tujuan
belajar yang dirancang guru adalah sama untuk semua peserta didik, namun guru
dituntut kreatif mengembangkan/menerapkan metode belajar yang bervariasi menyesuaikan
dengan minat siswa, preferensi, kekuatan, dan usaha maksimal peserta didik.
Tujuan
dari pendekatan ini adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik,
terlepas dari kemampuan, gaya belajar, minat, atau tingkat kesiapan, memiliki
kesempatan untuk belajar secara efektif. Dalam pembelajaran diferensiasi, guru
mengakui perbedaan dalam diri peserta didik dan merancang pengalaman
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan pemahaman
mendalam tentang setiap peserta didik dan kemampuan guru untuk merancang
pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan individu. Ini merupakan
pendekatan yang dapat membantu meningkatkan keterlibatan siswa dan hasil
belajar mereka, sekaligus menghargai keunikan masing-masing peserta didik dalam
kelas.
Ciri-ciri
Pembelajaran Berdiferensiasi
Berikut
adalah beberapa ciri-ciri sebuah pembalajaran yang sudah menggunakan metode
berdiferensiasi:
- Fleksibilitas: Pembelajaran metode berdiferensiasi melibatkan fleksibilitas dalam mengajar dan menilai. Guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran, materi, dan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Fleksibilitas ini juga melibatkan penggunaan sumber daya yang beragam, termasuk bahan ajar, teknologi, dan aktivitas belajar.
- Pengelompokan berdasarkan kebutuhan: Metode berdiferensiasi melibatkan pengelompokan siswa berdasarkan kebutuhan mereka. Guru dapat membentuk kelompok-kelompok kecil dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman serupa atau mengadakan kelompok yang berbeda untuk siswa yang membutuhkan bantuan tambahan. Dengan cara ini, siswa dapat belajar dengan orang-orang sebaya mereka dan menerima dukungan yang sesuai.
- Penilaian formatif: Pembelajaran berdiferensiasi menggunakan penilaian formatif secara terus-menerus. Guru secara aktif memantau kemajuan siswa, memberikan umpan balik yang tepat waktu, dan mengubah strategi pengajaran jika diperlukan. Dengan penilaian formatif, siswa dapat melihat di mana mereka berada, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta mengembangkan strategi belajar yang efektif.
- Tantangan yang sesuai: Metode berdiferensiasi memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa. Guru harus mampu menyesuaikan kurikulum dan aktivitas belajar agar mereka menantang siswa yang lebih mampu dan memberikan dukungan bagi siswa yang membutuhkan bantuan tambahan. Dengan cara ini, siswa merasa terpacu untuk mencapai potensi maksimal mereka.
- Keterlibatan aktif siswa: Pembelajaran berdiferensiasi mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Guru harus menciptakan lingkungan yang kolaboratif, di mana siswa bekerja sama, berkomunikasi, dan berbagi ide. Mereka juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan, mengajukan pendapat, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran.
Kontributor : Drs. Mohammad Taufik, M.Pd
Editor : Muhammad Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Pembelajaran Berdiferensiasi dan Tantangannya (Bagian 1)"