Damariotimes. Probolinggo. Produk kesenian lokal kian marak digemari oleh masyarakat utamanya kaum urban yang masih duduk di bangku sekolah. Untuk mewadahi kreativitas siswa sekaligus sebagai wujud menciptakan profil pelajar Pacasila yang memiliki keahlian dalam bidang kearifan lokal, lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Pajarakan Probolinggo menggandeng dosen Ilmu Seni dan Arsitektur Islam UNZAH Genggong Probolinggo dalam mensosialisasikan sekaligus praktek membuat batik ecoprint.
Siswa sedang
melakukan proses menyiapkan alat dan bahan dalam pembuatan totebag batik
ecoprint (Foto Ist.) |
Pada kesempatan yang baik tersebut, sekitar 240 orang siswa dari kelas VII A hingga G terlibat dalam proses pembuatan batik ecoprint. Kegiatan terlaksana pada hari Jum’at, 20 Oktober 2023. Acara dimulai dengan pembukaan materi oleh Bapak Bayu Gilang Ramadhan, M.Pd selaku Koorprodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam UNZAH. Pukul 08.15 WIB acara dilanjutkan oleh pemaparan materi batik ecoprint oleh Ibu Sri Wulandari, M. Pd.
Mutmainnah, S.Pd menyatakan kegiatan ini merupakan wujud rangkaian agenda projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dikemas melalui kegiatan seni tema kearifan lokal yakni praktek membuat ecoprint yang nantinya akan dipakai siswa untuk tempat bekal ketika sekolah. Mengusung konsep Go Green dalam kearifan lokal, hal ini sangat diapresiasi oleh Kepala Sekolah, Bapak Arif Syamsul Hadi, M. Pd beliau menyatakan kegiatan ini sangat menyenangkan dan berharap siswa dapat meningkat kreativitasnya.
Dari pantauan di lapangan, beberapa siswa tampak membawa daun miana, daun jati, marenggo, pakis, dan beberapa jenis tumbuhan liar. Adapun media yang digunakan adalah totebag polos. Totebag telah melewati proses pencucian dan mordanting dengan tawas selama 3 hari 3 malam. Hal ini dilakukan agar pigmen warna dari daun yang dipukul dapat menempel sempurna.
Selama kurang lebih 2 jam siswa-siswi melakukan kegiatan praktek membuat batik ecoprint dengan riang gembira. Ada beberapa siswa yang menyatakan kegiatan ini menyenangkan tapi penuh dengan tantangan, jika tidak pandai-pandai mengira dalam memukul, kain bisa berlubang dan rusak. Hal lain yang menjadi perhatian adalah siswa berlatih untuk sabar dan telaten dalam membuat batik ecoprint. Hasil kreasi siswa setelah melalui proses pemukulan, dilanjutkan dengan proses perendaman atau fiksasi selama 15 menit dengan maksud agar pigmen daun yang menempel awet dan tidak mudah luntur ketika dicuci. Fiksasi yang digunakan adalah air tawas dan air tunjung. Siswa diberi kebebasan dalam menentukan fiksasi apa yang dipilih. Sesi terakhir, siswa beserta guru melakukan proses tanya jawab dan foto bersama dengan membawa hasil karya masing-masing.
Repoter : S. Wulan
Editor : Muhammad Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Praktek Pembuatan Totebag Batik Ecoprint"