Damariotimes. Mengamati dan
mencermati salah satu tokoh dalam seni pertunjukan Kecak Ramayana, sebuah epic klasik
yang telah berakulturasi dengan budaya di Jawa dan Bali. Namun Ramayana dalam
seni pertunjukan Kecak Ramayana memiliki kemiripan dengan pemahaman masyarakat
seni pertunjukan di seluruh dunia. Dalam kaitan ini juga pada kecak Ramayana
yang berasal dari Bali Indonesia.
Rama dan Sinta ketika berada di Hutan Dandaka (Foto ist.) |
Karakter Rama dalam seni
pertunjukan Kecak Ramayana memiliki beberapa ciri khas yang yang dapat
ditemukan dalam penampilannya, yaitu memiliki ciri yang sebagai berikut:
Kesucian dan Kesetiaan
Rama dikenal luas di Bali sebagai simbol kesucian dan kesetiaan. Dalam
seni pertunjukan Kecak Ramayana, karakter Rama dihadirkan sebagai seorang
pangeran yang sangat setiap kepada dharma (hukum moral) dan sangat mencintai
istrinya; Dewi Sinta. Kesetiaan Rama terhadap Dewi Sinta ditunjukan sebagai
bentuk perjuangan mengambil kembali Dewi Sinta dari sekapan Rahwana di Negera
Alengka. Hal tersebut dapat diperhatikan pada beberapa tempat pertunjukan Kecak
Ramayana di Uluwatu, di Melasti, atau di Sahadewa.
Kepemimpinan dan kepahlawanan
Rama merupakan seorang satria yang memiliki jiwa kepemimpinan yang
kuat dan mempresentasikan jiwa kepahlawanan yang gagah berani. Dalam lakon seni
pertunjukan Kecak Ramayana, penonton dapat menyaksikan ketegasan geraknya, sungguhpun
dalam kondisi yang sangat sedih, akan tetapi ketika menghadapi Hanoman, dan
mengutusnya untuk memberikan selingkar cincin tanda kesetiaan Rama. Gerakannya tampak
tegas, dan posisi tubuh yang tegas, sehingga tampak ketegaran hati dapat
diekspresikannya.
Kebijaksanaan dan Kesabaran
Rama juga dikenal sebagai pribadi yang bijaksana dan memiliki jiwa
yang sabar. Keteguhan hatinya membuat dirinya mampu mengendalikan emosi dan
perasaannya. Rama merupakan pribadi yang bijaksana dan tidak terburu-buru dalam
mengambil keputusan. Kesabarannya tampak atas ujian yang diterimanya dengan
tegas, yaitu ketika istinya: Dewi Sinta diculik oleh raja raksasa; Rahwana dari
Alengka. Rama dengan bijak mencari cara untuk menyelamatkan dan membawa kembali
istinya, tanpa melanggar nilai-nilai etika moral.
Simbol Kasih Setia
Rama juga merupakan simbol kasih sayang dan belas kasih kepada semua
orang, hal ini tercermin dalam hubungannya dengan saudaranya, Laksmana. Rama tidak hanya mencurahkan kasih sayang pada
istrinya; Dewi Sinta, akan tetapi juga pada semua orang. Oleh karena itu, Rama
dijadikan simbol kasih setia.
Kesempurnaan Moral
Karakteristik keperibadian Rama dalam seni pertunjukan Kecak
Ramayana ditampakan melalui gerakan sebagai seorang yang mempunyai kesempurnaan
moral. Gerakannya yang lurus, menghadap pada arah yang tegas, mengacungkan
tangan dengan tidak ada keraguan, hal ini tampak sebagai ekpresi diri yang
menunjukan kesempurnaan moral, prinsip kehidupan yang baik, jujur, dan
integritasnya tinggi. Mengambil kembali istrinya, Dewi Sinta tidak hanya urusan
pribadi, akan tetapi tanggungjawab Rama dalam menumpas kejahatan. Karena darma
seorang satria adalah menumpas kejahatan.
Karakteristik Rama sebagai
simbol kesetiaan, kasih sayang, kejujuran, keberanian, dan kepahlawanan merupakan nilai-nilai lokal yang dianut
masyarakat Bali. Nilai-nilai tersebut sangat berguna untuk diapresiasi oleh
banyak orang yang datang menonton seni pertunjukan Kecak Ramayana di Bali.
Penulis : R. Hidajat
Editor : Muhammad Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Karakteristik Rama dalam Seni Pertunjukan Kecak Ramayana di Bali"