Literasi Wirausaha Berbasis Pelatihan Batik Ecoprint

        Damariotimes, Probolinggo. Aktivitas seni melalui pembuatan batik ecoprint adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas masyarakat. Para pemangku kebijakan mulai dari pihak Pemerintah Desa, Perpustakaan Daerah, Karang Taruna, dan akademisi seni saling membahu mewujudkan pelatihan seni agar dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat. Pada Minggu pagi, tepatnya tanggal 17 September 2023 PemDes Sumberlele (Kraksaan-Probolinggo) menggandeng Perpustakaan Daerah, Karang Taruna Desa Sumberlele, dosen beserta mahasiswa dari Ilmu Seni dan Arsitektur Islam UNZAH Genggong Probolinggo untuk mensukseskan acara Sunday Morning.
Kepala Desa beserta istri dengan bangga menampilkan wujud karya warga berupa kain ecoprint kepada Ketua Karang Taruna Kabupaten Probolinggo (Foto ist.)
        Kegiatan yang diadakan di Sumberlele Park itu dimulai pada pukul 07.00 hingga 11.00 WIB dan dihadiri oleh segenap masyarakat untuk menikmati aneka hiburan, berwisata kuliner, dan edukasi. Dari pantauan di lokasi, acara juga diramaikan dengan live music dan literasi wirausaha berupa pelatihan ecoprint teknik pounding. Pesertanya terdiri dari 10 orang dari ibu-ibu Desa Sumberlele. Mereka unjuk kebolehan dalam menyusun dedaunan di atas media T-shirt.
Ibu Kepala Desa berfoto bersama Ketua Pokja II PKK Kabupaten Probolinggo (Foto ist.)
        Tampak ibu-ibu sangat cekatan dalam menyusun dedaunan yang telah disiapkan dari rumah. Dedaunan yang dibawa adalah hasil dari pekarangan atau halaman di sekitar rumah. Terlihat ada yang membawa daun blimbing wuluh, daun terong pipit, daun wungu, daun kelor, daun marenggo, dan lain-lain. Acara semakin terasa meriah ketika Ketua Karang Taruna Kabupaten Probolinggo, Sigit Wida dan Ketua Pokja II PKK Kabupaten Probolinggo, Indah Sayu Robi Siswanto berkunjung ke stand tempat ibu-ibu praktek ecoprint.
Antusiasme warga praktek ecoprint di media T-Shirt (Foto ist.)
        Setelah daun disusun sedemikian rupa di atas kain yang telah di mordant menggunakan tawas semalaman, dilanjutkan dengan melapisinya dengan plastik. Lalu tibalah saat yang membutuhkan kesabaran ekstra yaitu memukul daun menggunakan ulegan kayu untuk memindahkan pigmen dan motif daun di atas kain. Diselingi senda gurau, acara pelatihan berlangsung lancar dan menyenangkan.
Sesi terakhir adalah merendam kain yang telah selesai dipukul ke larutan air tawas atau larutan tunjung selama 15-20 menit. Kegiatan ini dinamakan proses fiksasi. Melalui proses fiksasi, kain yang telah mendapat motif dan pigmen dari daun yang telah dipukul tadi menjadi lebih awet dan tidak mudah luntur. Terakhir adalah membilas kain ecoprint dengan air mengalir. Acarapun ditutup dengan foto bersama narasumber dan ketua PKK Desa Sumberlele. 



Kontributor Probolinggo : Wulan
Editor                               : Muhammad Afaf Hasyimy

1 komentar untuk "Literasi Wirausaha Berbasis Pelatihan Batik Ecoprint"

  1. Aktivitas yang sangat produktif, selain meningkatkan kreativitas, hasil batik dari aktivitas tersebut dapat dijadikan sebagai usaha.

    BalasHapus