Spirit Topeng: Seni Pertunjukan Dipersimpangan Tradisi? (Bagian 2)

Mengenali Keunikan, Menggali Makna
        Damariotimes. Topeng, wayang topeng, atau apapun nama yang mengikutinya adalah cara manusia mengubah wajah aslinya dengan menggantikan dengan perwujudan yang lain. Hal ini merupakan misteri yang membutuhkan penafsiran. Karena yang dihadapi dengan berbagai bentuk atau perbedaan itu sudah sangat jelas, namun yang belum dapat menjelaskan pada kita adalah ‘spirit topeng’ sebagai bentuk tradisi yang menyertai kehidupan manusia sepanjang sejarahnya. Tentunya hal ini dapat diberlakukan pada semua jenis seni pertunjukan topeng.
Topeng untuk menemukan yang ‘tidak nyata” (foto ist.)
        Mereka yang melakukan gerakan, mengukir dengan detail ornamentiknya, atau yang mengkomposisi gending pengiringnya dengan berbagai cara untuk membuat pemainnya mampu menghidupkan ‘tubuh’ yang bukan milik wajah yang dipakai. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang bersifat unik dan misterius, bahkan menyimpan makna yang mendalam dan bersifat paradog dengan apa yang hadir dihadapan para penontonnya. Dalam perhelatan ini tentunya sudah berbagai jenis seni pertunjukan topeng hadir dengan berbagai keunikan, namun semuanya membutuhkan cara untuk mengenali secara mendalam tentang ‘spirit’ yang tersimpan atau dibalik ‘topeng’.
Topeng mengejar ‘imaji’ (foto ist.)
        Topeng hadir menggambarkan ‘imaji’ seperti sesuatu yang tidak pernah benar-benar orang menyaksikan sendiri wujudnya. Hal ini penting untuk disadari, berbagai jenis seni pertunjukan topeng, tentunya para pembuat atau pemainnya dapat dipastikan tidak benar-benar tahu secara nyata tentang topeng yang digambarkan. Mereka boleh membayangkan, menghayati, atau membuat penafsirkan dengan cara kreatif. Namun sesungguhnya ‘topeng’ itu tetap menjadi misteri. Topeng itu hanya hadir untuk dihayati, diyakini, dan digerakan dengan sebatas pola gerak yang telah diperankan untuk diikuti agar kita mampu menghayati dan penafsiran dari mereka yang menghayalkan dengan cara mereka pada zamannya. Pattern yang diikuti adalah upaya kita menelusuri dari penafsiran awal yang mampu sampai pada diri kita. Namun apakah itu benar-benar seperti apa yang dibayangkan oleh mereka yang membuat penafsiran awal, tentunya hal tersebut menjadi misteri juga (berlanjut ke bagian 3). 

Penulis: Robby Hidajat

Posting Komentar untuk "Spirit Topeng: Seni Pertunjukan Dipersimpangan Tradisi? (Bagian 2)"