Inovasi Tradisi Kontemporer
Damariotimes.
Seni pertunjukan memiliki hukum ‘inovasi’ ada keinginan untuk meletakan jejak
baru yang diwariskan pada generasi yang akan datang.
Mr. Jodjana tahun 1918 sudah mengembarakan topeng di luar tradisinya (Foto ist.) |
Kesimpulan
Topeng
merupakan sebuah wujud yang berbeda dengan wujud mereka yang memakainya,
fungsional sifatnya untuk menyembunyikan yang jelas, sungguhpun hadirnya
‘topeng’ yang jelas-jelas dapat ditangkap secara visual di atas panggung adalah
sesuatu yang tidak jelas, tidak pernah kita ketahui dengan pasti. Semua itu
adalah hasil penafsiran, penghayatan, dan keyakinan bahwa apa yang digambarkan
itu hadir seperti yang dilakukan, dengan cara atau seperti apapun wujudnya. Itulah
yang disebut sebagai ‘spirit’ (jiwa) yang dihidup dalam. Spirit bersifat abadi,
oleh karena itu topeng hadir dengan keabadian sebagai mana hadirnya topeng,
hanya perlu diyakini, dihayati, dan ditafsirkan kembali untuk memberikan
penguatan sebagai sesuai dengan jiwa zamannya.
Penulis : Robby Hidajat
Posting Komentar untuk "Spirit Topeng: Seni Pertunjukan Dipersimpangan Tradisi? (Bagian 3)"