Damariotimes. Malang, 30 Agustus
2023. Dipenghujung bulan Agustus 2023
yang sangat kesibukan oleh berbagai pementasan dan carnival, hal ini masih
menjadi keresahan bagi guru-guru di lingkungan SD Negeri Purwantoro 2 Malang,
mengingat selama ini siswa laki-laki masih sangat sedikit yang berminat untuk
menari.
Kondisi
ini mendorong kepala SD Negeri Purwantoro 2; Pitoyo, S. Pd. Merespon tidak
minatnya siswa laki-laki belajar menari tradisional. Menurut beliau, bahwa
menari tradisional ini sangat penting bagi ketahanan budaya. Menindaklanjuti
hal tersebut, Rudita Anes Candra Negara mengkoordinir kegiatan yang
memungkinkan dapat memotivasi siswa laki-laki dapat mengenali pengalaman dari
keberhasilan dan prestasi dari aktivitas menari, yaitu melalui talkshow
bertajuk “Pentingnnya Belajar Menari Tradisional” untuk mengkondisikan hal
tersebut hadir sebagai narasumber Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dari Universitas
Negeri Malang (UM), selain dari pada itu juga dihadirkan juga remaja
berprestasi; Abdullah Muhammad Yusuf (Duta Genre Kota Malang 2023-2025) dari
BKKBN Kota Malang, dan Marsa Andristicita; runner up Putri Tari Indonesia.
Harapannya, bahwa kegiatan ini dapat memotivasi siswa laki-laki belajar menari
tradisional.
Dr. Robby Hidajat, M.Sn. yang
sehari-hari sebagai tenaga pengajar di Program Studi Pendidikan Seni Tari dan
Musik, DSD FS, UM. Menanggapi hal tersebut dengan cara praktis, yaitu mengajak
siswa laki-laki tampil di tengah arena untuk dikondisikan ‘bergerak’. Karena
kata ‘tari’ dibenak anak laki-laki itu adalah kegiatan yang lenggak-lenggok,
lemah gemulai, dan tidak maco. Oleh karena itu, kata ‘tari’ jangan dimunculkan
ditelinga mereka. Mereka diajak bersama-sama untuk bergerak, hal ini sesuai
dengan pendapat pakar dan kritikus tari Modern Amerika: Jhon Martin dalam
bukunya The Modern Dances.
Keresahan yang
dipikirkan oleh para tokoh pemikir tari dunia terhadap minat laki-laki yang
enggan menari bagi laki-laki ini sudah terasa di era tahun 50-an, sungguhpun
sebagian besar koreografer terkenal adalah laki-laki. Menurut Jhon Martin; kritikus
tari dunia tersebut, ketidak minatannya laki-laki belajar menari karena
aktivitas menari tidak cukup membakar kalori yang tersimpan dalam tubuh
laki-laki, maka mereka lebih memilih olahraga dari pada menari. Dengan
demikian, maka anak laki-laki jika hendak dikondisikan menari, guru harus
menyiapkan materi yang dapat membakar kalori dalam tubuh siswa laki-laki. Hal
tersebut dipraktikan oleh Dr. Robby Hidajat,M.Sn. siswa laki-laki yang
dipanggil maju benar-benar sangat berminat, bahkan mereka mampu bergerak secara
konstruktif. Mereka ternyata benar-benar menikmati dan sudah dapat dikondisikan
sebagai pengalaman menari.
Tentunya
metode yang diterapkan Robby Hidajat, tersebut akan memberikan penguatan bagi
SD Negeri Purwantoro 2 Malang sebagai anggota PPST (Pemberdayaan dan
Pengembangan Seni Tari Tradisi) yang dibina oleh Dinas Pariwisata Provinsi Jawa
Timur. Karena strategi pembelajaran menari yang tepat bagi siswa laki-laki,
sudah barang tentu akan menumbuhkan lingkungan pengembangan seni tari yang
lebih memberikan manfaat bagi pembentukan nilai-nilai karakter dan kepribadian
siswa. Mengingat di Indonesia ini pada zaman lampau adalah gudangnya penari,
bahkan dijuluki sebagai suku penari.
Reporter : H. Gumelar
Editor : Muhammad Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "SD Negeri Purwantoro 2 Malang Memotivasi Siswa Laki-Laki Belajar Menari Tradisional Melalui Talkshow Bersama Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dari Universitas Negeri Malang"