Humanitas, Spiritual, Dan Estetik Dalam Seni Tari (bagian 1)

Damariotimes. Pada umumnya orang memahami  seni tari  sebagai aktraksi yang bersifat rekreatif, intertiner, dan hiburan pelepas kepenatan, atau pembangkit kekaguman atas penampilan yang atraktif. Anggapan tersebut tidak salah, tetapi jika anggapan indiividu dan masyarakat demikian, maka orang menari dalam perkembangan kebudayaan umat manusia  tidak memiliki makna yang hakiki, pasalnya; Tari hadir dalam kehidupan masyarakat  adalah sifat hakikianya, yaitu “gerak” atau “hidup”. Karena “hidup” itu adalah “gerak” atau berubah.

Menari mencari hakekat tentang hidup (Foto ist.)

Gerak diyakini sebagai bahasa yang paling komunikatif dalam menyampaikan perasaan manusia dalam berbagai tingkat perkembangan intelektualitasnya. Y. Mangunwijaya merenungi hakekat gerak yang paling awal dalam kehidupan manusia, perhatikan salah satu pandangannya sebagai berikut.

 

Manusia mulai menari sejak ia lahir menjadi bayi. Sebelum ia dapat berkata sepatah pun, sebelum ia dapat tersenyum atau melihat mendengar bahasa manusia, ia sudah menari. Menari bukan hanya  menggerakan badan secara indah atau aturan seni. Keindahan seni gerak tubuh baru unsur kedua… Dalam pembaringan si bayi bergerak dan kaki tangan ber-selaweyan asyik selaku ekspresi pernyataan hidup yang pertama, yang otentik, yang mencerminkan gerak sabda pertama… gerak tarian pertama si bayi disertai sinar mata dan mulut mungil yang tersenyum kepada yang menyajungnya. Seluruh tubuh berbicara dengan bahasa yang datang spontan dari dalam secara mengharukan dan menakjubkan. Dan selalu dan di mana mana nanti, si anak akan mengungkapakan diri dengan bahasa tubuh: kaki, tangan selaku unsur-unsur utama sebagai alat  bahasa sebelum bahasa mulut dan lidah mempu melahirkan batinnya. Bahkan bagi manusia dewasa pun, terutama para garis dan wanita, bahasa gerak tubuh itu tetap menjadi  bahasanya pertama sebelum kata-kata terucap.

 

Kutipan tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa ”tari” adalah bahasa dalam menyampaikan sesuatu yang rasakan orang. Maka dapat dipahami kalau pakar tari Indonesia, Prof. Dr. RM.Soedarsono yang memahami bahwa  ”Tari” adalah "Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang  diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah". Jadi tari dapat dimaknai sebagai 1) Tari adalah gerak-gerak yang ritmis, 2) tari adalah gerak-gerak yang indah.      

Jika memperhatikan pengertian tersebut, tentu dapat direnungkan lebih mendalam yaitu gerak yang ritmis dan indah tersebut merupakan  ”ekspresi”, yaitu sebuah  ungkapan, pernyataan, luapan jiwa dalam bentuk gerak.

Gerak sebagai realitas kebudayaan dapat dikenali dalam dua tataran, 1) gerak Maknawi (gesture) yaitu gerak yang bersifat representasional. Gerak yang dapat dikenali bentuknya yang menyerupai sesuatu, atau mengusung pengertian tentang sesuatu, (2) Gerak Murni (pure Movement), adalah Gerak yang berseifat non-representatif. gerakan non-representatif adalah gerak yang  tidak menggambarkan apapun, kecuali semata-mata hanya mengandalkan kemampuan dari tubuh itu dalam menerjemahkan pola ruang dan waktunya yang khas.

 

 

Penulis : Robby Hidajat

Editor   : H. Gumelar

Posting Komentar untuk "Humanitas, Spiritual, Dan Estetik Dalam Seni Tari (bagian 1)"