Sikap Indiginasi Etnik dalam Berkarya Seni Tari

        Damariotimes. Seringkali di berbagai festival koreografi ditengarai tidak terjadinya indiginasi enik, pada umumnya karya-karya yang tampil bersifat kontemporer, bahkan ada yang menengarai ada kecendrungan “kebarat-baratan”. Secara subtansial tampaknya benar, sekalipun pada festival yang berlatar belakang konservasi.seperti festival karya tari di Jawa Timur (dulu pernah digunakan istilah festival tari daerah).
Sikap lokal dalam berkarya (Foto ist.)
        Pada dasarnya para koreografer lokal tidak melakukan indiginasi proses kreatif, tetapi apa yang mereka kerjakan adalah sebuah pola non indiginasi, artinya pola kreatif yang dilakukan adalah pola akademik. Pola akademik itu adalah pola “barat”. Jika tidak menunjuk pada negara asal pengetahuan koreografi dikembangkan, bahwa yang dilakukan oleh banyak koreografer adalah kreatif yang rasional, berjenjang, setia pada gagasan yang dianggap sebagai subjek oriented, orisinalitas, individual, dan teknik gerak yang bersifat anatomik yang menjadi ukuran keberhasilan sebuah penampilan.
        Rasionalitas dikedepankan untuk menjaga bahwa kekaryaan sangat berkaitan dengan pola pikir dan hukum-hukum panggung serta prinsip komposisi. Koreografer lebih mementingkan hasil akhir. Karena letak keberhasilan dalam proses kreatif adalah kesiapan dan kerja tim yang solid. Sehingga seniman yang terlibat adalah para pekerja yang sangat dipertimbangkan profesionalitasnya. Artinya proses kreatif adalah sebuah “proyek” jasa pertunjukan yang harus rapi, terrencana dan terkendali dengan sangat ketat.
        Individual dikedepankan dengan berbagai alasan, salah satunya adalah perlindungan hak milik gagasan. Ide merupakan aset kepemilihan yang harus diselamatkan dari usaha plagiat. Sehingga proses kreatif bukan sebagai sebuah proses sosial, tetapi lebih mengedepankan kepemilikan secara pribadi. Para pendukung tidak memiliki hak untuk mempublikasikan, mereka hanya sebagai presenter, sebuah alat atau media untuk realisasikan gagasan. Ide mereka saringkali diharapkan untuk memperkaya ide pribadi (koreografer), tetapi tidak sebagai sumbangan yang memperkaya pengalaman dan hak miliki bersama. Individualitas ini berkaitan dengan “proyek” yang bernilai finansial. Sehingga proses kreatif tidak berbeda dengan sebuah proses “kerja produksi”. Penghargaan individu lebih dikedepankan pada tingkat popularitas.
 
 
 
Penulis    : R. Hidajat
Editor      : Muhammad Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Sikap Indiginasi Etnik dalam Berkarya Seni Tari"